2/02/2013

Bimbingan Konseling


BAB II
ISI
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling berasal dari dua kata yaitu bimbingan dan konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang didalamnya terkandung beberapa makna. Sertzer & Stone (1966:3) menemukakan bahwa guidance berasal kata guide yang mempunyai arti to direct, pilot, manager, or steer (menunjukkan, menentukan, mengatur, atau mengemudikan).
Prayitno dan Erman Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sementara,Winkel (2005:27) mendefenisikan bimbingan: (1) suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri, (2) suatu cara untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya, (3) sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka hidup, (4) suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan.
I. Djumhur dan Moh. Surya, (1975:15) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah dikemukakan bahwa “;;Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”;;.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa bimbingan pada prinsipnya adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Sedangkan konseling menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:105) adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sejalan dengan itu, Winkel (2005:34) mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.
Berdasarkan pengertian konseling di atas dapat dipahami bahwa konseling adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien
B. Tujuan BK
Pelayanan BK di sekolah diarahkan pada ketercapaian tujuan pendidikan dan tujuan pelaksanaan konseling. Sebagai salah satu lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan pelayanan BK dalam penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi konseling yaitu:
Terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia. (Prayitno dan Erman Amti, 2004:13)
Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Selain itu, dalam petunjuk pelaksanaan BK (Depdikbud, 1994:6) dijelaskan “secara khusus layanan BK bertujuan membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan, meliputi: aspek pribadi, sosial, belajar dan karir”.
Winkel (2005:32) mengemukakan bahwa tujuan pelayanan BK yaitu supaya orang-perorangan atau kelompok orang yang dilayani menjadi mampu menghadapi tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas mewujudkan kesadaran dan kebebasan itu dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana serta mengambil beraneka tindakan penyesuaian diri secara memadai.
Selanjutnya, Prayitno dan Erman Amti (2004:114) mengemukakan bahwa:
Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti: kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti: latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi) serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini bimbingan dan konseling membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam hidupnya yang memiliki wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya.
Dengan demikian, siswa diharapkan akan menjadi individu yang mandiri dengan ciri-ciri: (1) mengenal diri dan lingkungan secara tepat dan objektif, (2) menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis, (3) mampu mengambil keputusan secara tepat dan bijaksana, (4) mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil dan (5) mampu mengaktualisasikan diri secara optimal.
Tujuan khusus BK di sekolah merupakan penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan sesuai dengan kompleksitas permasalahan itu (Prayitno dan Erman Amti, 2004:114)
C. Fungsi BK
1. Fungsi pemahaman
Fungsi ini merupakan landasan dari kegiatan bimbingan dan konseling
2. Fungsi pencegahan
Yaitu pelayanan bimbingan dan konseling dapat dimanfaatkan untuk menghindari individu dari permasalahan-permasalahan yang mungkin akan menimpan individu tersebut, yang identik dengan slogan kesehatan “mencegah lebih baik dari pada mengobati.
2. Fungsi pengentasan
Yaitu pelayanan yan dimanfaatkan untuk membantu individu terlepasa dari masalah yang dihadapinya
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Yaitu pelayanan yang dapat dimanfaatkan untuk memelihara dan mengembangkan segala yang baik yang ada pada diri individu, baik berupa potensi sebagai bawaan ataupun hasil perkembangan yang diperoleh dari belajar.
5. Fungsi advokasi
Yaitu pelayanan bimbingan yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan perlindungan pada individu, terhadap tindakan yang tidak adil yang dikenakan kepada mereka, terutama perlindungan terhadap hak pendidikan anak.
D. Prinsip-prinsip BK
Prinsip merupakan paduan hasil kegiatan teoretik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan (Prayitno, 1997:219). Berikut ini prinsip-prinsip bimbingan konseling yang diramu dari sejumlah sumber, sebagai berikut:
a. Sikap dan tingkah laku seseorang sebagai pencerminan dari segala kejiwaannya adakah unik dan khas. Keunikan ini memberikan ciri atau merupakan aspek kepribadian seseorang. Prinsip bimbingan adalah memperhatikan keunikan, sikap dan tingkah laku seseorang, dalam memberikan layanan perlu menggunakan cara-cara yang sesuai atau tepat.
b. Tiap individu mempunyai perbedaan serta mempunyai berbagai kebutuhan. Oleh karenanya dalam memberikan bimbingan agar dapat efektif perlu memilih teknik-teknik yang sesuai dengan perbedaan dan berbagai kebutuhan individu.
c. Bimbingan pada prinsipnya diarahkan pada suatu bantuan yang pada akhirnya orang yang dibantu mampu menghadapi dan mengatasi kesulitannya sendiri.
d. Dalam suatu proses bimbingan orang yang dibimbing harus aktif , mempunyai bayak inisiatif. Sehingga proses bimbingan pada prinsipnya berpusat pada orang yang dibimbing.
e. Prinsip referal atau pelimpahan dalam bimbingan perlu dilakukan. Ini terjadi apabila ternyata masalah yang timbul tidak dapat diselesaikan oleh sekolah (petugas bimbingan). Untuk menangani masalah tersebut perlu diserahkan kepada petugas atau lembaga lain yang lebih ahli.
f. Pada tahap awal dalam bimbingan pada prinsipnya dimulai dengan kegiatan identifikasi kebutuhan dan kesulitan-kesulitan yang dialami individu yang dibimbing.
g. Proses bimbingan pada prinsipnya dilaksanakan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan yang dibimbing serta kondisi lingkungan masyarakatnya.
h. Program bimbingan dan konseling di sekolah harus sejalan dengan program pendidikan pada sekolah yang bersangkutan. Hal ini merupakan keharusan karena usaha bimbingan mempunyai peran untuk memperlancar jalannya proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.
i. Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaklah dipimpin oleh seorang petugas yang benar-benar memiliki keahlian dalam bidang bimbingan. Di samping itu ia mempunyai kesanggupan bekerja sama dengan petugas-petugas lain yang terlibat.
j. Program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya senantiasa diadakan penilaian secara teratur. Maksud penilaian ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program bimbingan. Prinsip ini sebagai tahap evaluasi dalam layanan bimbingan konseling nampaknya masih sering dilupakan. Padahal sebenarnya tahap evaluasi sangat penting artinya, di samping untuk menilai tingkat keberhasilan juga untuk menyempurnakan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling (Prayitno, 1997:219).
E. Azas BK
a. Asas Kerahasiaan, yaitu segala sesuatu yang dibicarakan peserta didik kepada pembimbing tidak boleh disampaikan kepada orang lain. Asas kerahasiaan merupakan kunci keberhasilan Bimbingan dan Konseling karena akan mendasari kepercayaan peserta didik kepada pembimbing.
b. Asas Kesukarelaan, yaitu pelaksanaan Bimbingan dan Konseling berlangsung atas dasar kesukarelaan dari kedua belah pihak, baik dari peserta didik maupun pembimbing.
c. Asas Keterbukaan, yaitu Bimbingan dan Konseling dapat berhasil dengan baik jika peserta didik yang bermasalah mau menyampaikan maslah yang dihadapi kepada pembimbing dan pembimbing bersedia membantunya.
d. Asas Kekinian, yaitu masalah yang ditangani oleh Bimbingan dan Konseling adalah masalah sekarang walaupun ada kaitanya dengan masalah yang lampau dan yang akan dating. Selain itu juga hendaknya pembimbing sesegerah mungkin menangani masalah peserta didik.
e. Asas Kemandirian, yaitu Bimbingan dan Konseling membantu agar peserta didik dapat mandiri atau tidak tergantung baik kepada pembimbing atau orang lain.
f. Asas Kegiatan, yaitu Bimbingan dan Konseling harus dapat membantu membangkitkan peserta didik agar berusaha melakukan kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
g. Asas Kedinamisan, yaitu Bimbingan dan Konseling hendaknya dapat membantu terjadinya perubahan yang lebih baikdan mampu kearah pembaruan pada diri peserta didik.
h. Asas Keterpaduan, yaitu Bimbingan dan Konseling hendaknya dapat memadukan aspek kepribadian peserta didik dan proses layanan yang dilakukan.
i. Asas Kenormatifan, yaitu usaha Bimbingan dan Konseling harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku, baik norma agama, norma adapt, norma hokum atau Negara, norma ilmu, dan norma kebiasan sehari-hari.
j. Asas Keahlian, yaitu Bimbingan dan Konseling adalah layanan professional sehingga perlu dilakukan oleh ahli yang khusus dididik untuk melakukan tugas ini.
k. Asas Ali Tangan,Bila usaha yang dilakukan telah optimal tetapi belum berhasil atau masalahnya diluar kewenangannya, maka penanganannya dapat dialihtangankan pihak lain yang berwenang.
l. Asas Tutwuri Handayani, yaitu Bimbingan dan Konseling hendaknya secara keseluruhan dapat memberikan rasa aman, mengembangkan keteladanan, memberi rangsangan dan dorongan serta kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk maju sesuai dengan potensinya.
F. Kode etik dan strategi BK
A). Strategi BK
Strategi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terkait dengan empat komponen program yaitu: (1) layanan dasar; (2) layanan responsif; (3) perencanaan individual; dan (4) dukungan sistem.
1. Strategi untuk Layanan Dasar Bimbingan
a. Bimbingan Klasikal
Layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa dalam peluncuran program yang telah dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para siswa di kelas. Secara terjadwal, konselor memberikan layanan bimbingan kepada para siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan orientasi dan informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa. Layanan orientasi pada umumnya dilaksanakan pada awal pelajaran, yang diperuntukan bagi para siswa baru, sehingga memiliki pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang dimasukinya. Kepada siswa diperkenalkan tentang berbagai hal yang terkait dengan sekolah, seperti : kurikulum, personel (pimpinan, para guru, dan staf administrasi), jadwal pelajaran, perpustakaan, laboratorium, tata-tertib sekolah, jurusan (untuk SLTA), kegiatan ekstrakurikuler, dan fasilitas sekolah lainnya. Sementara layanan informasi merupakan proses bantuan yang diberikan kepada para siswa tentang berbagai aspek kehidupan yang dipandang penting bagi mereka, baik melalui komunikasi langsung, maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti : buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet). Layanan informasi untuk bimbingan klasikal dapat mempergunakan jam pengembangan diri. Agar semua siswa terlayani kegiatan bimbingan klasikal perlu terjadwalkan secara pasti untuk semua kelas.
a. Bimbingan Kelompok
Konselor memberikan layanan bimbingan kepada siswa melalui kelompok-kelompok kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat para siswa. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah masalah yang bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia, seperti : cara-cara belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, dan mengelola stress. Layanan bimbingan kelompok ditujukan untuk mengembangkan keterampilan atau perilaku baru yang lebih efektif dan produktif.
b. Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas
Program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila didukung oleh semua pihak, yang dalam hal ini khususnya para guru mata pelajaran atau wali kelas. Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu di antaranya : (a) menciptakan sekolah dengan iklim sosio-emosional kelas yang kondusif bagi belajar siswa; (b) memahami karakteristik siswa yang unik dan beragam; (c) menandai siswa yang diduga bermasalah; (d) membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching; (e) mereferal (mengalihtangankan) siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing; (f) memberikan informasi tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja yang diminati siswa; (g) memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada siswa tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja, persyaratan kerja, dan prospek kerja); (h) menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena guru merupakan “figur central” bagi siswa); dan (i) memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajaran yang diberikannya secara efektif.
c. Berkolaborasi (Kerjasama) dengan Orang Tua
Dalam upaya meningkatkan kualitas peluncuran program bimbingan, konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua siswa. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap siswa tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga oleh orang tua di rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan potensi siswa atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi siswa. Untuk melakukan kerjasama dengan orang tua ini, dapat dilakukan beberapa upaya, seperti : (1) kepala sekolah atau komite sekolah mengundang para orang tua untuk datang ke sekolah (minimal satu semester satu kali), yang pelaksanaannnya dapat bersamaan dengan pembagian rapor, (2) sekolah memberikan informasi kepada orang tua (melalui surat) tentang kemajuan belajar atau masalah siswa, dan (3) orang tua diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah ke sekolah, terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku sehari-harinya.
2. Strategi untuk Layanan Responsif
a. Konsultasi
Konselor memberikan layanan konsultasi kepada guru, orang tua, atau pihak pimpinan sekolah dalam rangka membangun kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para siswa.
b. Konseling Individual atau Kelompok
Pemberian layanan konseling ini ditujukan untuk membantu para siswa yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Melalui konseling, siswa (klien) dibantu untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih tepat. Konseling ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Konseling kelompok dilaksanakan untuk membantu siswa memecahkan masalahnya melalui kelompok. Dalam konseling kelompok ini, masing-masing siswa mengemukakan masalah yang dialaminya, kemudian satu sama lain saling memberikan masukan atau pendapat untuk memecahkan masalah tersebut.
c. Referal (Rujukan atau Alih Tangan)
Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani masalah klien, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankan klien kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisian. Klien yang sebaiknya direferal adalah mereka yang memiliki masalah, seperti depresi, tindak kejahatan (kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit kronis.
d. Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance/Peer Facilitation)
Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh siswa terhadap siswa yang lainnya. Siswa yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Siswa yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu siswa lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik. Di samping itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor dengan cara memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah siswa yang perlu mendapat layanan bantuan bimbingan atau konseling.
3. Strategi untuk Layanan Perencanaan Individual
a. Penilaian Individual atau Kelompok (Individual or small-group Appraisa)
Yang dimaksud dengan penilaian ini adalah konselor bersama siswa menganalisis dan menilai kemampuan, minat, keterampilan, dan prestasi belajar siswa. Dapat juga dikatakan bahwa konselor membantu siswa menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangannya, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier. Melalui kegiatan penilaian diri ini, siswa akan memiliki pemahaman, penerimaan, dan pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif.
b. Individual or Small-Group Advicement
Konselor memberikan nasihat kepada siswa untuk menggunakan atau memanfaatkan hasil penilaian tentang dirinya, atau informasi tentang pribadi, sosial, pendidikan dan karir yang diperolehnya untuk (1) merumuskan tujuan, dan merencanakan kegiatan (alternatif kegiatan) yang menunjang pengembangan dirinya, atau kegiatan yang berfungsi untuk memperbaiki kelemahan dirinya; (2) melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau perencanaan yang telah ditetapkan, dan (3) mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukannya.
4. Strategi untuk Dukungan Sistem
a. Pengembangan Professional
Konselor secara terus menerus berusaha untuk “meng-update” pengetahuan dan keterampilannya melalui (1) in-service training, (2) aktif dalam organisasi profesi, (3) aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar dan workshop (lokakarya), atau (4) melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi (Pascasarjana).
b. Pemberian Konsultasi dan Berkolaborasi
Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan guru, orang tua, staf sekolah lainnya, dan pihak institusi di luar sekolah (pemerintah, dan swasta) untuk memperoleh informasi, dan umpan balik tentang layanan bantuan yang telah diberikannya kepada para siswa, menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan siswa, melakukan referal, serta meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling. Dengan kata lain strategi ini berkaitan dengan upaya sekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu layanan bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihak-pihak (1) instansi pemerintah, (2) instansi swasta, (3) organisasi profesi, seperti ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia), (4) para ahli dalam bidang tertentu yang terkait, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan orang tua siswa, (5) MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling), dan (6) Depnaker (dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan pekerjaan).
c. Manajemen Program
Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercisekolaha, terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan (manajemen) yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. Mengenai arti manajemen itu sendiri Stoner (1981) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: “Management is the process of planning, organizing, leading and controlling the efforts of organizing members and of using all other organizational resources to achieve stated organizational goals”.
Berikut diuraikan aspek-aspek sistem manajemen program layanan bimbingan dan konseling.
1) Kesepakatan Manajemen
Kesepakatan manajemen atas program bimbingan dan konseling sekolah diperlukan untuk mejamin implementasi program dan strategi peluncuran dalam memenuhi kebutuhana siwa dapat dilakukan secara efektif. Kesepakatan ini menyangkut pula proses meyakinkan dan mengembangkan komitmen semua pihak di lingkungan sekolah bahwa program bimbingan dan konseling sebagai bagian terpadu dari keseluruhan program sekolah.
2) Keterlibatan Stakeholder
Komite Sekolah sebagai representasi masyarakat atau stakeholder memerlukan penyadaran dan pemahaman akan keberadaan dan pentingnya layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
3) Manajemen dan Penggunaan Data
Program bimbingan dan konseling komprehensif didukung oleh data. Penggunaan data di dalam layanan bimbingan dan konseling akan menjamin setiap siswa memperoleh manfaat dari layanan bimbingan dan konseling. Konselor harus menunjukkan bahwa setiap aktivitas diimplementasikan sebagai bagian dari keutuhan program bimbingan dan konseling yang didasarkan atas analisis cermat terhadap kebutuhan, prestasi, dan data terkait siswa lainnya. Data yang diperoleh dan digunakan perlu diadministrasikan dengan baik dan cermat. Manajemen data dilakukan secara manual maupun komputer. Dalam era teknologi informasi, manjemen data siswa dilakukan secara komputer. Database siswa perlu dibangun dan dikembangkan agar perkembangan setiap siswa dapat dengan mudah dimonitor. Penggunaan data siswa dan lingkungan sekolah yang tertata dan dikelola dengan baik untuk kepentingan memonitor kemajuan siswa, akan menjamin seluruh siswa menerima apa yang mereka perlukan untuk keberhasilan sekolah. Konselor harus cermat dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data. Kemajuan perkembangan siswa dapat dimonitor dari : prestasi belajar, data yang terkait dengan prestasi belajar, dan data tingkat penguasaan tugas-tugas perkembangan atau kompetensi.
4) Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan (action plans) diperlukan untuk menjamin peluncuran program bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien. Rencana kegiatan adalah uraian detil dari program yang menggambarkan struktur isi program, baik kegiatan di sekolah maupun luar sekolah, untuk memfasilitasi siswa mencpai tugas perkembangan atau kompetensi.
5) Pengaturan Waktu
Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan layanan bimbingan dan konseling dalam setiap komponen program perlu dirancang dengan cermat. Perencanaan waktu ini didasarkan kepada isi program dan dukungan manajemen yang harus dilakukan oleh konselor. Sebagai contoh, misalnya 80% waktu digunakan untuk melayanai siswa secara langsung dan 20% digunakan untuk dukungan manajerial. Porsi waktu untuk peluncuran masing-masing komponen program dapat ditetapkan sesuai dengan pertimbangan sekolah. Misalnya:
• Layanan dasar (30-40%),
• Responsif (15-25%),
• Perencanaan individual (25-35%),
• Dukungan sistem (10-15%).
Ini contoh, dan setiap sekolah bisa mengembangkan sendiri. Dalam konteks Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Bimbingan dan Konseling Perkembangan, perlu ditetapkan waktu secara terjadwal untuk layanan bimbingan dan konseling klasikal.
6) Kalender Kegiatan
Program bimbingan dan konseling sekolah yang telah dituangkan ke dalam rencana kegiatan perlu dijadwalkan ke dalam bentuk kalender kegiatan. Kalender kegiatan mencakup kalender tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan.
7) Jadwal Kegiatan
Program bimbingan dapat dilaksanakan dalam bentuk (a) kontak langsung, dan (b) tanpa kontak langsung dengan siswa. Untuk kegiatan kontak langsung yang dilakukan secara klasikal di kelas (layanan dasar) perlu dialokasikan waktu terjadwal 1 – 2 jam pelajaran per-kelas per-minggu. Mengenai jadwal kegiatan bimbingan, dewasa ini sudah mendapat legalitas pemerintah, yaitu dengan terbitnya Peraturan Menteri Diknas No. 22 Tahun 2006. Dalam struktur kurikulum yang termaktub dalam Permen tersebut, tercantum materi pengembangan diri selama 2 jam/minggu, yang berlaku bagi semua satuan pendidikan dasar dan menengah. Dalam implementasinya, materi pengembangan diri dilakukan oleh konselor. Sementara kegiatan langsung yang dilakukan secara individual dan kelompok dapat dilakukan di ruang bimbingan, dengan menggunakan jadwal di luar jam pelajaran. Adapun kegiatan bimbingan tanpa kontak langsung dengan siswa dapat dilaksanakan melalui tulisan (seperti buku-buku, brosur, atau majalah dinding), kunjungan rumah (home visit), konferensi kasus (case conference), dan alih tangan (referal).
B). Kode etik BK
Kode etik adalah pola ketentuan / aturan / tata cra yang menjadi pedoman menjalani tugas dan aktivitas suatu profesi.
Di samping rumusan kode etik bimbingan dan konseling yang dirumusakan oleh ikatan petugas bimbingan Indonesia, yaitu:
1. Pembimbing menghormati harkat klien.
2. Pembimbing menempatkan kepentingan klien diatas kepentingan pribadi.
3. Pembimbing tidak membedakan klien.
4. Pembimbing dapat menguasai dirinya, dalam arti kata kekurangan-kekurangannya dan perasangka-prasangka pada dirinya.
5. Pembimbing mempunyai sifat renda hati sederhana dan sabar.
6. Pembimbing terbuka terhadap saran yang diberikan pada klien.
7. Pembimbing memiliki sifat tanggung jawab terhadab lembaga ataupun orang yang dilayani.
8. pembimbing mengusahakan mutu kerjanya sebaik ungkin.
9. pembimbing mengetahui pengetahuan dasar yang memadai tentang tingkah laku orang , serta tehnik dan prosedur layanan bimbingan guna memberikan layanan sebaik-baiknya.
10. seluruh catatan tentang klien bersifat rahasia.
11. suatu tes hanya boleh diberikan kepada petugas yang berwenang menggunakan dan menafsirkan hasilnya.
Beberapa rumusan kode etik bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1. Pembimbing yang memegang jabatan harus memegang teguh prinsip-prinsip bimbingan dan kinseling.
2. pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang baik.
3. pekerjaan pembimbing harus harus berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang maka seorang pembimbing harus:
a. Dapat menyimpan rahasia klien
b. Menunjukkan penghargaan yang sama pada berbagai macam klien.
c. Pembimbing tidak diperkjenan menggunakan tena pembantu yang tidak ahli.
d. Menunjukkan sikap hormat kepada klien
e. Meminta bantuan alhi diluar kemampuan stafnya.
G. Peranan BK dalam penyelesaian masalah
1. Pengertian masalah
Banyak ahli yang mengungkapkan pengertian masalah, ada yang melihat masalah sebagai ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihatnya sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seorang dan ada pula yang mengartikan sebagai suatu hal yang tidak mengenakkan.
a. Ciri-ciri masalah
Prayitno (1985) mengemukakan ciri-ciri masalah ialah:
1. Masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya.
2. Menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain.
3. Ingin atau perlu dihilangkan.
Setiap masalah yang dialami seseorang biasanya mengandung satu atau lebih ciri diatas. Untuk mendalami hal tersebut kita dapat melihat diri sendiri sebagai contoh. Adakah suatu hal, kejadian suasana atau gejala yang tidak disukai adanya, yang dapat menimbulkan kesulitan atau kerugian bagi diri sendiri ataupun bagi orang lain dan atau ingin dihilangkan. Jika ada maka hal itu bisa dikatakan sebagai ciri-ciri adanya masalah pada diri sendiri.
Masalah seperti diatas dapat terjadi pada siapa saja, termasuk murid sekolah dasar. Masalah itu perlu diupayakan penanggulangannya.
1. Jenis-jenis masalah
Jenis-jenis masalah yang dialami murid sekolah dasar bisa bermacam-macam. Prayitno (1985) menyusun serangkaian masalah murid sekolah dasar. Masalah-masalah itu diklarifikasikan atas:
1. masalah perkembangan jasmani dan kesehatan.
2. masalah keluarga dan rumah tangga.
3. masalah-masalah psikologis.
4. masalah-masalah social.
5. Masalah kesulitan dalam belajar.
6. masalah motivasi dan pendidikan pada umumnya.
Stoffter (1986) memgemukakan secara urut jenjang 50 jenis masalah tingkah laku yang dimaksud didasarkan atas hasil penelitian terhadap 481 orang guru sekolah dasar di Amerika Serikat yaitu:
1. Pencurian
2. Kekejaman
3. Aktivitas hetero seksual.
4. Sering bolos.
5. Tertekan
6. Tidak sopan
7. Merusak barang-barang sekolah
8. Tidak berpendirian
9. Suka berbohong
10. tidak patuh
11. membenci orang lain
12. mudah marah
13. suka mengasingkan diri
14. bicara / menulis cabul
15. sering murung
16. menyontek
17. egois
18. suka bertengkar
19. menguasai orang lain
20. tidak berminat untuk bekerja
21. lancang
22. mudah meremehkan orang
23. mudah dipengaruhi orang lain
24. penakut
25. sering ngompol
26. masturbasi
27. malas
28. tidak ada perhatian
29. tidak rapi dikelas
30. suka cemberut
31. pengecut
32. suka mengkritik
33. mudah tersinggung
34. tidak hati-hati
35. pemalu
36. curiga
37. suka merokok
38. keras kepala
39. tidak praktis
40. mengucapkan kata-kata
41. menarik perhatian oranglain
42. suka jorok
43. tegang
44. lamban
45. berfikir tidak karuan
46. suka mengadu
47. suka menyelidiki orang lain
48. suka mengganggu orang lain
49. penghayal
50. suka berbisik-bisik.
Masalah diatas, diklasifikasikan sebagai berikut.
a. Masalah penyesuaian tingkah laku seperti pencurian, kekejaman, merokok, dan mengganggu.
b. Masalah-masalah emosional seperti depresi, mudah marah, cemberut dan pengecut.
c. Masalah-masalah moral seperti masturbasi, bicara porno dan tidak sopan.
d. Masalah belajar seperti bolos, menyontek, tidak ada perhatian, dan lamban.
Masalah masalah belajar memiliki bentuk yang beragam, menurut Prayitno, mengemukakan masalah-masalah belajar sebagai berikut:
1. kemampuan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
2. ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau lebih tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajar yang amat tinggi itu.
3. sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.
4. kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
5. bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaiti kondisi siswa yang perbuatan dan kegiatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya dan sebagainya.
e. Masalah-masalah social kejiwaan seperrti membenci orang lain, menguasai orang lain, mudah meremehkan orang lain dan suka mencampuri urusan orang lain.
Selanjutnya Rice (dalam Shelter dan Stoar,1974) mengklasifikasikan masalah-masalah yang dialami murid-murid sekolah dasar ada enam kategori, yaitu:
a. Masalah-masalah emosional yakni gelisah, aktivitas berlebihan, tidak matang, infulsif, dan murung.
b. Kelemahan intelektual seperti tidak bisa memusatkan perhatian dalam waktu yang cukup lama, kemampuan rendah, lemah ingatan, syaraf penerimaan tidak berfungsi sebagai mana mestinya, kebiasaan-kebiasaan buruk dalam belajar, dan hasil belajar rendah.
c. Kurang motivasi seperti kurang semangat, sikap tidak baik, frustasi serta kurang minat dalam belajar.
d. Kerusakan moral seperti pendusta, bicara porno, sembrono, mencuri, dan nilai-nilai belum berkembang.
e. Sakit jasmaniah, meliputi sakit kronis dan kesehatan buruk.
f. Kesalahsesuaian social seperti tingkah laku anti social yang agresif, konflik keluarga, pengasingan diri dan tingkah laku kasar.
Dari berbagai pendapat ahli di atas dapat diklarifikasikan masalah yang berkaitan dengan perkembangan siswa SD adalah:
a. Masalah yang berkaitan dengan perkembangan fisik dan kesehatan; seperti kecacatan, gangguan otot gerak, dll
b. Masalah yang berhubungan dengan belajar; seperti lamban belajar, lemah belajar, dll
c. Masalah emosional; seperti takut, mudah marah, dll
d. Masalah moral; seperti bicara porno, menyontek, berbohong, dll
e. Masalah penyesuaian; seperti kejam, suka mengganggu, dll
f. Masalah- masalah kelompok
g. Masalah yang berkaitan dengan keluarga dan rumah tangga
h. Masalah kepribadian
Berikut beberapa contoh gangguan sosial emosional yang nampak di kelas yaitu :
1. Anak hiperaktif, anak seperti ini cenderung tidak bisa duduk diam. Ia cenderung bergerak terus-menerus, kadang suka berlarian, suka melompat-lompat, bahkan berteriak-teriak di kelas. Anak ini sulit untuk dikontrol. Ia melakukan aktivitas sesuai dengan kemauannya sendiri. Ia pun suka mengganggu temannya bahkan gurunya.
2. Distractibility child adalah anak yang cenderung cepat bosan. Ia sering kali mengalihkanperhatiannya keberbagai objek lain di kelas. Anak ini mudah dipengaruhi, namun tidak dapat memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan yang berlangsung di kelas.
3. Poor self concept anak yang cenderung pendiam di kelas, pasif, atau sangat perasa sehingga mudah tersinggung. Karakteristik anak seperti ini cenderung tidak berani bertanya atau menjawab, serta merasa dirinya tidak mampu. Karena itu,iacenderungkurang berani bergaul serta suka menyendiri.
4. Anak impulsif. adalah anak yang cepat bereaksi setiap guru memberi pertanyaan di kelas.Namun, jawaban yang diberikan sering kali tidak menunjukkan kemampuan berpikir yang logis. Anak seperti ini ingin menunjukkan bahwa ia adalah anak yang pandai, padahal cara anak itu menjawab justru mencerminkan ketidakmampuannya.
5. Anak destructive behavior siswa yang suka merusak benda-benda yang ada di sekitarnya. Sikap agresif yang negatif dalam bentuk membanting dan melempar menunjukkan bahwa anak ini adalah anak yang bermasalah (trouble maker). Anak seperti ini cepat tersinggung. Ia bertempramen tinggi, yang menggarah kepada perilaku agresif.
6. Distruptive behavior adalah anak yang sering mengeluarkan kata-kata kasar dan tidak sopan. Dengan nada mengejek, anak ini cenderung menentang guru. Sumpah serapah berupa kata-kata kasar yang tidak sopan kerap terlontar.
7. Dependency child anak yang selalu bergantung pada orang tuanya.
Anak seperti ini sering merasa takut dan tidak mampu untuk berani melakukannya sendiri. Ia sangat bergantung pada orang disekitarnya. Sikap orang tua yang terlalu over protective atau sangat melindungi membuat anak sangat tergantung.
8. Withdrawl Ada anak yang mempunyai sosial ekonomi yang sangat rendah, sehingga merasa dirinya bodoh dan enggan untuk mencoba membuat tugas-tugas yang diberikan oleh guru karena dirinya merasa tidak mampu.
9. Learning disability adalalah anak-anak yang tidak memiliki kemampuan mental yang setara dengan anak-anak yang sebaya. Anak seperti ini sulit untuk menganalisis, menangkap isi mata pelajaran, dan mengaplikasikan apa yang dipelajari.
10. Learning disorder adalah anak yang mempunyai cacat bawaan baik kerusakan fisik maupun syaraf. Anak seperti ini cenderung sulit untuk belajar secara normal seperti anak-anak yang sebaya. Anak seperti ini membutuhkan penanganan para ahli yang dilakukan oleh lembaga-lembaga khusus, seperti anak yang menderita Autism Sectrum Disorder/ ASD).
11. Underachiever Ada pula anak yang mempunyai potensi intelektual di atas rata-rata, namun prestasi akademiknya di kelas sangat rendah. Semangat belajarnya juga sangat rendah. Anak seperti ini sering menyepelekan tugas-tugas yang diberikan, dan PR sering dilupakan.
12. Overachiever adalah anak yang mempunyai semangat belajar yang sangat tinggi, ia merespon dengan cara cepat. Anak seperti ini tidak bisa menerima kegagalan. Ia tidak mudah menerima kritikkan dari siapapun termasuk gurunya.
13. Slow learner adalah anak yang sulit menangkap pelajaran di kelas dan membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menjawab dan mengerjakan tugas-tugasnya.
14. Social interseption child adalah anak yang kurang peka dan tidak perduli terhadap lingkungannya. Anak ini kurang tanggap dalam membaca ekspresi dan sulit bergaul dengan teman-teman yang ada di kelas.
Adapun contoh masalah dan penyelesaiannya yang menunjukan peran BK yaitu :
DESKRIPSI KASUS
Lia adalah siswa kelas I SMU Favorit Cirebon yang barusan naik kelas II. Ia berasal dari keluarga petani yang terbilang cukup secara sosial ekonomi di desa pedalaman + 17 km di luar kota Cirebon, sebagai anak pertama semula orang tuanya berkeberatan setamat SLTP anaknya melanjutkan ke SMU di SalatiCirebon; orang tua sebetulnya berharap agar anaknya tidak perlu susah-sudah melanjutkan sekolah ke kota, tapi atas bujukan wali kelas anaknya saat pengambilan STTB dengan berat merelakan anaknya melanjutkan sekolah. Pertimbangan wali kelasnya karena Lia terbilang cerdas diantara teman-teman yang lain sehingga wajar jika bisa diterima di SMU favorit. Sejak diterima di SMU favorit di satu fihak Lia bangga sebagai anak desa toh bisa diterima, tetapi di lain fihak mulai minder dengan teman-temannya yang sebagian besar dari keluarga kaya dengan pola pergaulan yang begitu beda dengan latar belakang Lia. Ia menganggap teman-teman dari keluarga kaya tersebut sebagai orang yang egois, kurang bersahabat, pilih-pilih teman yang sama-sama dari keluarga kaya saja, dan sombong. Makin lama perasaan ditolak, terisolik, dan kesepian makin mencekam dan mulai timbul sikap dan anggapan sekolahnya itu bukan untuk dirinya tidak krasan, tetapi mau keluar malu dengan orang tua dan temannya sekampung; terus bertahan, susah tak ada/punya teman yang peduli. Dasar saya anak desa, anak miskin (dibanding teman-temannya di kota) hujatnya pada diri sendiri. Akhirnya benar-benar menjadi anak minder, pemalu dan serta ragu dan takut bergaul sebagaimana mestinya. Makin lama nilainya makin jatuh sehingga beban pikiran dan perasaan makin berat, sampai-sampai ragu apakah bisa naik kelas atau tidak.
MEMAHAMI LIA DALAM PERSPEKTIF RASIONAL EMOTIF
Menurut pandangan rasional emotif, manusia memiliki kemampuan inheren untuk berbuat rasional ataupun tidak rasional, manusia terlahir dengan kecenderungan yang luar biasa kuatnya berkeinginan dan mendesak agar supaya segala sesuatu terjadi demi yang terbaik bagi kehidupannya dan sama sekali menyalahkan diri sendiri, orang lain, dan dunia apabila tidak segera memperoleh apa yang diinginkannya. Akibatnya berpikir kekanak-kanakan (sebagai hal yang manunusiawi) seluruh kehidupannya, akhirnya hanya kesulitan yang luar biasa besar mampu mencapai dan memelihara tingkah laku yang realistis dan dewasa; selain itu manusia juga mempunyai kecenderungan untuk melebih-lebihkan pentingnya penerimaan orang lain yang justru menyebabkan emosinya tidak sewajarnya seringkali menyalahkan dirinya sendiri dengan cara-cara pembawaannya itu dan cara-cara merusak diri yang diperolehnya. Berpikir dan merasa itu sangat dekat dan dengan satu sama lainnya : pikiran dapat menjadi perasaan dan sebaliknya; Apa yang dipikirkan dan atau apa yang dirasakan atas sesuatu kejadian diwujudkan dalam tindakan/perilaku rasional atau irasional. Bagaimana tindakan/perilaku itu sangat mudah dipengaruhi oleh orang lain dan dorongan-doronan yang kuat untuk mempertahankan diri dan memuaskan diri sekalipun irasional.
Ciri-ciri irasional seseorang tak dapat dibuktikan kebenarannya, memainkan peranan Tuhan apa saja yang dimui harus terjadi, mengontrol dunia, dan jika tidak dapat melakukannya dianggap goblok dan tak berguna; menumbuhkan perasaan tidak nyaman (seperti kecemasan) yang sebenarnya tak perlu, tak terlalu jelek/memalukan namun dibiarkan terus berlangsung, dan menghalangi seseorang kembai ke kejadian awal dan mengubahnya. Bahkan akhirnya menimbulkan perasaan tak berdaya pada diri yang bersangkutan. Bentuk-bentuk pikiran/perasaan irasional tersebut misalnya : semua orang dilingkungan saya harus menyenangi saya, kalau ada yang tidak senang terhadap saya itu berarti malapetaka bagi saya. Itu berarti salah saya, karena saya tak berharga, tak seperti orang/teman-teman lainnya. Saya pantas menderita karena semuanya itu.
Sehubungan dengan kasus, Lia sebetulnya terlahir dengan potensi unggul, ia menjadi bermasalah karena perilakunya dikendalikan oleh pikiran/perasaan irasional; ia telah menempatkan harga diri pada konsep/kepercayaan yang salah yaitu jika kaya, semua teman memperhatikan / mendukung, peduli, dan lain-lain dan itu semua tidak ada/didapatkan sejak di SMU, sampai pada akhirnya menyalahkan dirinya sendiri dengan hujatan dan penderitaaan serta mengisolir dirinya sendiri. Ia telah berhasil membangun konsep dirinya secara tidak realistis berdasarkan anggapan yang salah terhadap (dan dari) teman-teman lingkungannya. Ia menjadi minder, pemalu, penakut dan akhirnya ragu-ragu keberhasilan/prestasinya kelak yang sebetulnya tidak perlu terjadi.
TUJUAN DAN TEKNIK KONSELING
Jika pemikiran Lia yang tidak logis / realistis (tentang konsep dirinya dan pandangannya terhadap teman-temannya) itu diperangi maka dia akan mengubahnya. Dengan demikian tujuan konseling adalah memerangi pemikiran irasional Lia yang melatar-belakangi ketakutan / kecematannya yaitu konsep dirinya yang salah beserta sikapnya terhadap teman lain. Dalam konseling konselor lebih bernuansa otoritatif : memanggil Lia, mengajak berdiskusi dan konfrontasi langsung untuk mendorongnya beranjak dari pola pikir irasional ke rasional / logis dan realistis melalui persuasif, sugestif, pemberian nasehat secara tepat, terapi dengan menerapkan prinsip-prinsip belajar untuk PR serta bibliografi terapi.
Konseling kognitif : untuk menunjukkan bahwa Lia harus membongkar pola pikir irasional tentang konsep harga diri yang salah, sikap terhadap sesama teman yang salah jika ingin lebih bahagia dan sukses. Konselor lebih bergaya mengajar : memberi nasehat, konfrontasi langsung dengan peta pikir rasional-irasoonal, sugesti dan asertive training dengan simulasi diri menerapkan konsep diri yang benar dan sikap/ketergantungan pada orang lain yang benar/rasional dilanjutkan sebagai PR melatih, mengobservasi dan evaluasi diri. Contoh : mulai dari seseorang berharga bukan dari kekayaan atau jumlah dan status teman yang mendukung, tetapi pada kasih Allah dan perwujudanNya. Allah mengasihi saya, karena saya berharga dihadiratNya. Terhadap diri saya sendiri suatu saat saya senang, puas dan bangga, tetapi kadang-kadang acuh-tak acuh, bahkan adakalanya saya benci, memaki-maki diri saya sendiri, sehingga wajar dan realistis jika sejumlah 40 orang teman satu kelas misalnya ada + 40% yang baik, 50% netral, hanya 10% saja yang membeci saya. Adalah tidak mungkin menuntut semua / setiap orang setiap saat baik pada saya, dan seterusnya. Ide-ide ini diajarkan, dan dilatihkan dengan pendekatan ilmiah.
Konseling emotif-evolatif untuk mengubah sistem nilai Lia dengan menggunakan teknik penyadaran antara yang benar dan salah seperti pemberian contoh, bermain peran, dan pelepasan beban agar Lia melepaskan pikiran dan perasaannya yang tidak rasional dan menggantinya dengan yang rasional sebagai kelanjutan teknik kognitif di atas. Konseling behavioritas digunakan untuk mengubah perilaku yang negatif dengan merobah akar-akar keyakinan Lia yang irasional/tak logis kontrak reinforcemen, sosial modeling dan relaksasi/meditasi.
PENUTUP
Teori ini dalam menolong menggunakan pendekatan direct menggunakan nasehat yang ditandai oleh menyerang masalah dengan intektual dan meyakinkan (koselor). Tekniknya jelas, teliti, makin melihat/menyadari pikiran dan kata-kata yang terus menerus ditujukan kepada diri sendiri, yang membawa kehancuran kepada diri sendiri. Cara konselor ialah dengan pendekatan yang tegas, memintakan perhatian kepada pikiran-pikiran yang menjadi sebab gangguan itu dan bagaimana pikiran dan kalimat itu beroperasi hingga membawa akibat yang merugikan. Konselor selanjutnya menolong dia untuk memikir kembali, menantang, mendebat, menyebutkan kembali kalimat-kalimat yang merugikan itu, dan dengan cara demikian ia membawa klien ke kesadaran dan tilikan baru. Tetapi tilikan dan kesadaran tidak cukup. Ia harus dilatih untuk berpikir dan berkata kepada diri sendiri hal-hal yang lebih positive dan realistik. Terapis mengajar klien untuk berpikir betul dan bertindak efektif. Teknik yang dipakai bersifat eklektif dengan pertimbangan :
1. Ekonomis dari segi waktu baik bagi konselor maupun konseli.
2. Efektifitas teknis-teknis yang dipakai cocok untuk bermacam ragam konseli.
3. Kesegaran hasil yang dicapai.
4. Kedalaman dan tanah lama serta dapat dipakai konseli untuk mengkonseling dirinya sendiri kalah.
Kesimpulannya, penstrukturan kembali filosofis untuk merubah kepribadian yang salah berfungsi menyangkut langkah-langkah sebagai berikut : (1) mengakui sepenuhnya bahwa kita sebagian besar bertanggungjawab penciptaan masalah-masalah kita sendiri; (2) menerima pengertian bahwa kita mempunyai kemampuan untuk merubah gangguan-gangguan secara berarti; (3) menyadari bahwa problem-problem dan emosi kita berasal dari kepercayaan-kepercayaan tidak rasional ; (4) mempersepsi dengan jelas kepercayaan-kepercayaan ini; (5) menerima kenyataan bahwa, jika kita mengharap untuk berubah, kita lebih baik harus menangani cara-cara tingkah laku dan emosi untuk tindak balasan kepada kepercayaan-kepercayaan kita dan perasaan-perasan yang salah fungsi dan tindakan-tindakan yang mengikuti; dan (6) mempraktekkan metode-metode RET untuk menghilangkan atau merubah konsekuensi-konsekuensi yang terganggu pada sisa waktu hidup kita ini.

Pertumbuhan Fisik atau Jasmani


BAB II
ISI
Pertumbuhan Fisik atau Jasmani
A. Pertumbuhan Selama Pertengahan Masa Kanak-kanak
1. Tingkat Pertumbuhan
Pada usia anak 10 tahun baik laki-laki maupun perempuan,badannya bertambah berat kurang lebih 3,5 kg dan tingginya bertambah. Namun setelah remaja anak perempuan pada usia 12-13 tahun berkembang lebih cepat daripada anak laki-laki. Menurut Tanner (1973 : 35) anak berusia 7 tahun tidak akan banyak berubah sampai dengan usia 9 tahun,hal ini dalam keadaan normal.
Tingkat pertumbuhan anak sangat berbeda antara ras,bangsa dan tingkat sosial ekonominya,walaupun terdapat perbedaan keturunan,pertumbuhan tersebut juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan mereka. Anak-anak yang tumbuh paling tinggi biasanya dalam hidupnya tidak mengalami kekurangan gizi atau infeksi penyakit yang merupakan masalah utama dalam kehidupan. Di samping itu,juga karena perbedaan tempat tinggal biasanya anak-anak yang tinggal di rumah yang bagus akan lebih matang daripada anak-anak yang berasal dari keluarga yang kurang baik dan tidak sehat.
2. Nutrisi dan Pertumbuhan
Pada usia pertengahan biasanya anak-anak mempunyai nafsu makan yang bagus. Mereka banyak makan karena kegiatannya menuntut energi yang banyak,dan dalam usia ini berat badannya meningkat dua kali lipat. Untuk mendukung pertumbuhan spontan ini,anak-anak memerlukan 2.400 kalori setiap hari,34 gram protein,dan rata-rata karbohidrat yang tinggi paling minimum harus tetap dipertahankan ( E.R.Williams & Cakiendo,1984 ).
Sejak kelahiran sampai usia 2 tahun dapat dijadikan petunjuk (predicor) yang sangat bagus bagi prilaku sosial pada usia petengahan kanak-kanak. Untuk 138 anak-anak usia 6-8 tahun yang diteliti,semuanya mendapatkan ekstra kalori dan vitamin akan tetap hanya sebagian yang memperolah protein. Anak-anak cenderung bersikap pasif dan tergantung pada irang dewasa,sadangkan bagi anak-anak yang memperolah nutrisi yang mempunyai yang cukup,mereka bersifa gembura dan lebuh bersikap sosial dengan teman bermainnya (D.E Barrety,Radkeyarrow & Klein 1982).
Kekurangan nutisi dapat menimbulkan berbagai masalah dalam hubungan keluarga. Bayi yang kekurangan nutrisi,mereka tidak memiliki energi untuk berhubungan atau merespons perhatian ibunya. Sebaliknya anak kecil menjadi kurang responsif dan kurang mengembangkan kemamapuan antarpribadi ( B.M. Lester 1979). Demikian pula apabila seorang ibu kekurangan nutrisi,kejadian tsebut makin buruk (Rosetti, Ferrira, 1978).
3. Kesehatan dan Kebugaran Anak
Kesehatan Anak
Perkrmbangan vaksin untuk perkembangan penyakit kanak-kanak telah membuat kanak-kanak usia pertengahan dalam hidupnya. Pemberian vaksinasi sangat baik bagi anak-anak usia ini daripada anak-anak yang lebih rendah usianya. Hal ini t erbukti dengan adanya imunisasi di sekolah. Hal ini juga merupakan suatu alasan mengapa tingkat kematian anak-anak usia seklah tersebut paling rendah sepanjang tahun.
4. Beberapa Aspek Kesehatan dan Kebugaran Masa Kanak-kanak
Terdapat beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian bertalian dengan kesehatan dan kebugaran kanak-kanak,yaitu :
1. Obesity
Kegemukan pada anak-anak merupakan isu utama di Amerika Serikat sejak tahun 1970-an,terutama pada anak-anak usia 6-11 tahun.Dalam suatu terhadap anak berusia 6 tahun sebanyak 2600 anak kulit putih dan anak di bawah usia 12 tahun yang terdaftar pada rencana pertahanan kesehatan,kurang lebih 5,5% anak usia 8-10 tahun didiagnosa sebagai kegemukan ( Gortmaker,Dietz,Sobol,dan Wehler,1987 ; Starfielde et.,al1984).
Penyebab kegemukan umumnya sering kali bersifat korelasional,berarti bahwa kita tidak dapat menarik beberapa kesimpulan berdasarkan sebab-akibat. Sekalipun demikian terdapat suatu basis yang kuat dan dapat dipercaya bahwa kelebihan berat badan sering kali disebabkan oleh kurang berolahraga dan terlalu banyak makan. Menurut hasil penelitain anak yang di adopsi ternyata mempunyai korelasi positif dengan orang tua aslinya,namun tidak ada korelasi sama sekali dengan orang tua yang mengadopsinya (A.J Stunkard, Foch , & Hrubec, 1986). Di sampina itu lingkungan juga berpengaruh besar terhadap kegemukan. Biasanya justru terdapat pada masyarakat yang sosial ekonominya kurang grmuk dan suka menonton TV (Dietz, & Gortmaker,1985; Kolata. 1986).
Anak-anak gemuk biasanya tidak tumbuh menjadi gemuk pada mulanya,namun mereka gemuk setelah dewasa ( Kolata, 1986 ) dan anak dewasa yang gemuk menghadapi beerbagai resiko dan masalah kesehatan,misalnya tekanan darah,diabetes dan jantung. Sekalipun demikian anak yang gemuk masih dapat dipelihara dengan baik,antara lain diubah cara makannya,latihan olahrag secara teratur dengan melibatkan orang tuanya ( L.H.Epatein & Wing,1987). Sebaliknya orang tua jangan membiasakan memberi hadiah makanan yang manis-manis terhadap anaknya yang berprilaku baik,sebaliknya menyediakan makanan kecil yang beraneka ragam dan berhenti memberikan makanan yang banyak mengandung kalori tinggi atau berlebihan.
2. Kondisi medis pada masa anaak-anak
Pada umumnya semua anak sering mendapat sakit,namin penyakit tersebut berlangsung singkat.Selama studi 6 tahun disimpukan pada umumnya anak-anak mendapat sakit yang akut dalam waktu yang singkat dengan berbagai kondisi medis,biasanya kena virus atau flu,dan hanya satu dari anak yang menderita penyakit kronis seperti migraine (kepala pusing) atau penglihatan jarak dekat.
Terdapat 80% anak yang sering dirawat karena luka,disamping itu juga banyak penyakit seperti saikt tenggorokan,radang tenggorokan,infeksi telinga,dan gangguan emosional yang sering kali menjadi bertambah pada waktu anak mendekati usia puber (Starfield et al,1984).
3. Penglihatan
Pada anak usia sekolah penglihatan lebih tajam dari pada waktu-waktu sebelumnya. Anak-anak yang berusia di bawah 6 tahun cenderung memiliki penglihatann jarak jauh,sebab mata mereka belum matang (matured) dan dibentuk secara berbeda daripada orang dewasa.Namun setelah usia tersebut,maka mereka bukan hanya lebih matang,tetapi juga dapat memfokuskan penglihatan lebih baik.
Sekalipun demikian penglihatan anak dari kalangan kurang mampu tidak dapat berkembang secara norma. Sepuluh persen dari anak berusia 6 tahun mengalami kurang penglihatan,dan tujuh persen mengalami gangguan pandangan jarak jauh,dan kondisi semacam ini meningkat menjadi 17% pada usia 11 tahun.
4. Kesehatan Gigi
Pada usia 6 tahun anak mengalami tanggal giginya yang pertama kali,yang selanjutnya di ganti dengan gigi yang tetap setiap tahun sebanyak empat gigi untuk tahun kelima berikutnya. Lebih kurang setengah dari anak usia 5-17 tahun di AS tidak memiliki gigi rusuk. Dewasa ini di Amerika terdapat 36% lebih sedikit mengalami gangguan gigi daripada hasil penelitian pada tahun 1980-an,dimana terdapat rata-rata hampur lima kerusakan atau kehilangan gigi atau giginya tanggal. Perbaikan gigi tersebut dikarenakan dipergunakannya fluoride secara meluas yang berbentuk tabletdalam air yang diminum,pada pasta gigi,kumur,dan sebagainya yang dapat mencegah penyakit gigi pada anak-anak,dikarenakan mereka suka mengunyah makanan yang manis-manis.
5. Kebugaran Anak
Pada dewsa ini latihan fisik bagi anak-anak sangat baik jika dibandingkan dengan tahun 1960-an. Jantung dan paru-paru mereka bentuknya kurang baik dibandingkan dengan anak-anak yang suka berolahraga dari pada anak-anak usia pertengahan tahun. Hal ini disebabkan mereka kurang aktif berolahraga,dan hanya setengah dari kelas mereka yang mengikuti pendidikan jasmani di sekolah dan hanya sebagian kecil yang suka berolahraga secara individu.

Struktur Tubuh Manusia


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahwasannya manusia terdiri dari struktur tubuh manusia, sistem rangka dan otot, sistem pencernaan makanan, sistem sirkulasi, sistem pernafasan, sistem ekskresi, sistem saraf, alat indera. Dari kesemuanya saling bersangkutan antara satu dengan yang lainnya. Apabila dalam diri manusia tidak ada salah satunya, manusia tidak dapat bekerja seperti biasanya.
Dalam tubuh manusia, anggota tubuh dan semua sistem-sistem tubuh lainnya, sangat penting tanpa adanya sistem-sistem itu sendiri. Dengan ini kami, membuat makalah konsep dasar IPA yang membahas tentang manusia, agar pembaca dapat termotivasi dalam mengetahui lebih dalam yang ada pada diri manusia.
B. Rumusan Masalah
Untuk lebih mudah memahami makalah ini maka dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja susunan sistem yang ada pada struktur tubuh manusia ?
2. Bagaimana keterkaitan antara sistem-sistem pada struktur tubuh manusia ?
3. Seberapa pentingkah sistem-sistem tersebut bagi tubuh manusia ?
C. Tujuan
Setelah apa yang kami buat mengenai sub-sub bahasan tentang manusia, diharapkan/ditujukan untuk :
1. Memenuhi tugas kelompok semester II guna melihat tingkat keberhasilan dan daya serap terhadap materi yang berkaitan dengan mata kuliah.
2. Menambah wawasan dan pemahaman terhadap pelaksanaan pembuatan makalah.
3. Lebih mengetahui lebih dalam tentang struktur manusia.
4. Kita dapat mengetahui apa tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup dalam pembelajaran dan dalam kehidupan
5. Mengetahui dari pada perkembangan Pendidikan Lingkungan Hidup di Indonesia
D. Manfaat
Manfaat dari pada penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mengetahui susunan sistem-sistem yang ada pada tubuh manusia
2. Mahasiswa mengetahui bagaimana keterkaitan antara sistem yang satu dengan sistem yang lain.
3. Mahasiswa mengetahui betapa pentingnya sistem-sistem tersebut pada tubuh manusia.
4. Menambah wawasan Mahasiswa dan sebagai acuan pembuatan makalah yang akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Tubuh Manusia
Tubuh manusia, seperti tubuh hewan, terdiri atas sistem, yang terdiri atas organ-organ, yang terdiri atas jaringan, yang terdiri atas sel.
a. Sistem Tubuh Manusia
• Sistem kardiovaskular : memompa darah ke seluruh tubuh
• Sistem pencernaan: pemrosesan makanan yang terjadi di dalam mulut, perut, dan usus
• Sistem endokrin: komunikasi dalam tubuh dengan hormon
• Sistem kekebalan: mempertahankan tubuh dari serangan benda yang menyebabkan penyakit
• Sistem integumen: kulit, rambut
• Sistem limfatik: struktur yang terlibat dalam transfer limfa antara jaringan dan aliran darah
• Sistem otot: menggerakkan tubuh
• Sistem saraf: mengumpulkan, mengirim, dan memproses informasi dalam otak dan saraf
• Sistem reproduksi: organ seks
• Sistem pernafasan: organ yang digunakan bernafas, paru-paru
• Sistem rangka: sokongan dan perlindungan struktural dengan tulang
• Sistem urin: ginjal dan struktur yang dihubungkan dalam produksi dan ekskresi urin
b. Diagram anatomi manusia
1. Kepala
2. Wajah:Dahi, Mata, Telinga, Hidung, Mulut, Lidah, Gigi, Rahang, Pipi, Dagu
3. Leher, Tenggorokan, Jakun
4. Bahu
5. Dada, Buah dada, Tulang rusuk
6. Pusar
7. Perut, Pinggul
8. Organ seks
9. Penis/Skrotum atau Klitoris/Vagina
10. Paha
11. Lutut
12. Betis, tulang kering
13. Pergelangan kaki
14. Telapak kaki, Tumit, Jari kaki
15. Lengan
16. Siku/sikut
17. Pergelangan tangan
18. Telapak tangan, Jari tangan (Ibu jari, telunjuk, tengah, manis, kelingking
B. Sistem Rangka dan Otot
a. Rangka Tubuh Manusia
Tubuh kita dapat berdiri tegak karena ditunjang oleh rangka karena letaknya di dalam tubuh maka disebut rangka dalam (edoskeleton). Rangka tubuh kita disusun oleh tiga jenis jaringan yaitu jaringan tulang keras, jaringan tulang rawan dan jaringan ikat sendi (ligamen). Tulang penyusun rangka, kurang lebih berjumlah 206. Jumlah yang pasti ditentukan oleh umur. Rangka bayi yang baru lahir dibentuk oleh 250 buah tulang, kemudian dalam perkembangan lebih lanjut ada sejumlah tulang yang tumbuh menjadi satu. Tulang merupakan jaringan yang hidup. Ia dapat tumbuh dan memerlukan makanan. Penyusunnya terdiri dari sel-sel tulang, zat kapur (kalsium), fosfor, dan zat perekat (collagen).
b. Guna Rangka
 Untuk menegakkan tubuh serta menentukan bentuk tubuh.
 Melindungi jaringan lunak yang mudah rusak , misalnya otak , jantung , paru , hati dan jaringan saraf tulang belakang.
 Tempat melekatnya otot-otot rangka.
 Tempat pembentukan sel darah merah, keping darah, dan sel darah putih.
 Bersama-sama dengan otot merupakan alat gerak.rangka disebut alat gerak pasif sedangkan otot disebut alat gerak aktif.
 Tempat menyimpan dan mengatur Ca dan P.
c. Struktur Rangka Tubuh Manusia
Tulang penyusun rangka tubuh kita, dapat dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu kelompok tulang penyusun rangka kepala (tengkorak), kelompok tulang penyusun rangka badan dan kelompok tulang penyusun rangka anggota gerak (kaki dan tangan).
d. Rangka Kepala
Rangka kepala dapat kita bagi menjadi tulang tengkorak (crinial) yang melindungi otak dan tulang wajah (fasial). Tulang tengkorak tersusun dari 8 tulang yang kuat dan rata dengan sisi berbentuk zigzag. Tulang-tulang yang di maksud adalah :
1) Tulang dahi (frontal) (1 buah)
2) Tulang ubun-uban (pariental) (2 buah)
3) Tulang tengkorak belakang (occivital) (1 buah)
4) Tulang bahi (sphensid) (2 buah)
5) Tulang pelipis (temporal) (2 buah)
Ketika kita dilahirkan, tulang-tulang ini tidak menyatu sehingga kepala kita sedikit lentur dan dapat melewati saluran lahir ibu dengan lebih mudah. Tulang-tulang itu disatukan oleh lapisan jaringan ikat yang disebut jaringan jahit (sutura), yang secara berangsur-angsur berubah menjadi tulang. Daerah tempat bersatunya disebut sendi tetap.
Tulang wajah tersusun dari 14 tulang, yaitu sebagai berikut :
1) Tulang rahang atas (maxilla) (2 buah)
2) Tulang rahang bawah (mandibula) (2 buah)
3) Tulang pipi dengan lengkung pipi (zyampromaties) (2 buah)
4) Tulang langit-langit (palatun) (2 buah)
5) Tulang hidung (nasal) (2 buah)
6) Tulang air mata (laerimal) (2 buah)
7) Tulang mata bajak (1 buah)
8) Tulang lidah (1 buah)
e. Rangka Badan
Rangka badan berfungsi sebagai pelindung organ-organ tubuh yang terletak dalam rongga badan, misalnya jantung dan paru-paru. Rangka badan tersusun oleh tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, gelang bahu, dan gelang pinggul.
Tulang belakang merupakan sumbu dari badan dan berhubungan dengan tengkorak. Tulang ini sering disebut tulang punggung (vertebral column) atau tulang pendukung pusat tubuh (spiral column). Jumlah tulang belakang ada 33 yang disebut ruas tulang punggung (vertebra), yang terbagi lagi menjadi :
1) Tulang leher (7 ruas), ruas yang pertama disebut tulang atlas, tulang ini berbentuk khusus sehingga sesuai untuk perputaran kepala. Tulang yang kedua disebut tulang pemutar.
2) Tulang punggung (12 ruas), ruas-ruas tulang punggung lebih kecil dan sulit digerakan. Pada masing-masing ruasnya melekat tulang rusuk.
3) Tulang ekor (4 ruas), keempat ruas tulang ekor ini juga menyatu membentuk tulang ekor (coccyx).
Tulang dada bentuknya pipih agar lebar, panjangnya kira-kira 15-20 cm, pada bagian bawah agak mengecil. Tulang ini berhubungan dengan tulang selangka dan tulang rusuk. Tulang dada dapat dibedakan menjadi :
1) Tulang dada atas (manubrium).
2) Tulang dada tengah.
3) Pedang pedangan (tonjolan xiphoid).
Tulang rusuk, berbentuk pipih panjang dan membentuk sangkar. Jumlahnya 12 pasang. Tulang ini bergabung dengan ruas tulang punggung, lalu melengkung ke luar dan melingkar ke tubuh bagian depan. Tulang rusuk dapat kita rinci lagi menjadi :
1) Tulang rusuk sejati (7 pasang), tulang rusuk ini disatukan ke tulang dada oleh tulang rawan.
2) Tulang rusuk palsu (3 pasang), tiga pasang tulang rusuk ini tidak langsung dihubungkan ke tulang dada tetapi terlebih dahulu disatukan oleh tulang rawan.
3) Tulang rusuk melayang (2 pasang), dinamai demikian karena kedua pasang tulang rusuk ini tidak berhubungan dengan tulang dada atau tulang rusuk yang lain.
Tulang gelang bahu merupakan tempat persendian dengan bahu (lengan atas) terdiri dari :
1) Tulang selangka atau elavicula (2 buah), bentuknya seperti huruf S, dan
2) Tulang belikat atau scapula (2 buah), berupa tulang pipih yang mempunyai tonjolan sehingga disebut tulang paruh gagak.
Tulang gelang panggul merupakan tempat persendian dengan tulang paha. Tulang gelang panggung dapat kita rinci lagi menjadi :
1) Tulang usus (2 buah)
2) Tulang duduk (2 buah)
3) Tulang kemaluan (2 buah)
f. Rangka Anggota Gerak
Tulang anggota gerak berupa tulang pipa dan tulang pendek yang berhubungan satu sama lainnya dengan perantaraan persendian. Fungsi utamanya untuk bergerak sehingga diberi nama tulang anggota pendek.
Tulang anggota gerak dapat kita rinci menjadi rangka anggota gerak atas dan rangka anggota gerak bawah. Rangka anggota gerak atas terdiri dari :
1) Tulang lengan atas (2 buah)
2) Tulang hasta (2 buah), searah dengan kelingking.
3) Tulang pengumpil (2 buah), searah dengan ibu jari.
4) Tulang pergelangan tangan (16 buah), masing-masing tangan 8 buah.
5) Tulang telapak tangan (10 buah), masing-masing tangan 5 buah.
6) Tulang jari tangan (28 buah), masing-masing jari 3 ruas,
kecuali ibu jari hanya terdiri 2 ruas.
Rangka anggota gerak bawah terdiri atas :
1) Tulang paha (2 buah)
2) Tulang betis (2 buah)
3) Tulang kering (2 buah)
4) Tulang tempurung lutut (2 buah)
5) Tulang pergelangan kaki (14 buah), yang terbesar tulang tumit
6) Tulang telapak kaki (10 buah)
7) Tulang jari kaki (28 buah), masing-masing jari 3 ruas,
Kecuali ibu jari kaki hanya terdiri 2 ruas
g. Jenis Otot
 Otot Rangka
Otot-otot ini umumnya melekat pada rangka. Selain dinamakan otot rangka, otot ini sering disebut otot sadar, otot volunter, otot lurik atau otot seran lintang. Dinamakan otot sadar atau otot volunter karena otot rangka dapat dikendalikan oleh otak. Dinamakan otot lurik karen apabila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya daerah gelap dan terang atau garis melintang.
Otot merupakan suatu jaringan. Sel-sel otot bergabung menjadi serabut-serabut otot dan serabut-serabut otot berkumpul menjadi satu kesatuan yang disebut berkas otot. Beberapa berkas otot bergabung menjadi berkas otot yang lebih besar. Demikian seterusnya sehingga akhirnya berbentuk satu otot.
Pada umumnya otot rangka berbentuk sekoci, bagian tengahnya mengembung disebut capal dan kedua ujungnya disebut tendon (urat otot). Tendon terbuat dari jaringan ikat yang kuat dan kenyal, berguna untuk melekatkan otot pada tulang. Otot rangka akan bekerja apabila ada perintah dari otak yang disampaikan melalui saraf.
 Otot Polos
Otot polos tidak terlihat satu helai pun garis melintang karena tidak mempunyai kendali apa pun terhadap gerakan-gerakannya maka otot ini dinamakan otot tak sadar atau otot involenter. Kerja otot ini tidak dipengaruhi oleh kehendak. Gerakannya lamban, berirama dan tidak mudah lelah. Otot polos tetap bekerja meskipun kita sedang tidur.
Bagian tubuh yang tersusun oleh otot polos, antara lain dinding kandung kencing, dinding pembuluh darah, dinding saluran pencernaan, dinding rahim dan di sekitar biji mata.
 Otot Jantung
Diberi nama otot jantung karena otot ini hanya terdapat pada jantung. Sel-sel menyerupai otot rangka, tetapi kerjanya seperti otot polos. Otot ini tidak dapat dikendalikan secara sadar, terus bekerja sepanjang waktu dengan gerakan berirama memompakan darah ke seluruh tubuh.
h. Cara Kerja Otot Rangka
Otot bekerja dengan jalan berkontraksi. Pada waktu berkontraksi otot menjadi lebih pendek, mengembang dan tegang. Otot rangka hanya dapat bekerja jika mendapat rangsangan dari saraf. Apabila sarafnya rusak otot tidak dapat bekerja. Dalam keadaan tidak bekerja otot mengendur (relaksasi).
Otot dapat menarik, tetapi tidak dapat mendorong. Oleh karena itu, otot hanya dapat menggerakan tulang satu arah. Misalnya membengkokkan atau meluruskan. Untuk mengembalikan tulang ke kedudukan semula, diperlukan kontraksi otot lain yang menarik tulang itu sendiri.
Otot yang membengkokkan disebut otot fleksor. Dan otot yang meluruskan kembali disebut otot ekstensor. Oleh karena otot fleksor dan otot ekstentor menarik tulang dengan cara berlawanana maka kedua otot itu dikatakan bekerja secara antagonis. yaitu otot bisep dan otot trisep pada lengan atas. Apabila otot bisep berkontraksi, lengan bawah terangkat. Untuk mengembalikan lengan atas pada kedudukan semula, otot trisep berkontraksi. Jadi otot bisep merupakan otot fleksor dan otot trisep merupakan otot ekstentor.
C. Sistem Pencernaan Makanan
Setiap organisme membutuhkan makanan sebagai sumber energi. Makanan yang dikonsumsi (dimakan) oleh kita merupakan sumber energi yang digunakan oleh sel dan jaringan diubah menjadi bahan makanan yang sederhana (sari-sari makanan). Ukuran makanan yang kita makan setiap hari berlalu besar untuk dapat digunakan sel-sel tubuh sebagai sumber energi. Proses pengubahan makanan menjadi bahan yang sederhana sehingga dapat digunakan oleh sel-sel tubuh disebut pencernaan.
Alat-alat pencernaan yang bertugas mengubah makanan dari bentuk kasar menjadi bentuk-bentuk yang halus sehingga mudah diserap. Alat-alat pencernaan adalah sebagai berikut :
a. Mulut
Mulut merupakan organ pertama dari sistem pencernaan tempat masuknya makanan. Di dalam mulut terdapat bagian-bagian penting yang dapat membantu pencernaan makanan yaitu lidah, gigi, dan kelenjar lidah.
1) Gigi
Gigi menempel pada suatu bagian yang disebut gusi. Bagian gigi yang tampak disebut mahkota gigi. Bagian mahkota gigi memiliki permukaan yang sangat licin dan kuat,bagian ini disebut email. Email merupakan pelindung tulang gigi agar tidak mudah rusak. Dibagian dalam email terdapat bagian yang paling besar membentuk gigi disebut dentin,sedangkan bagian yang menancap gusi disebut akar gigi.
Gigi adalah suatu tonjolan pada gusi yang mirip tulang yang berfungsi untuk menghancurkan makanan. Gigi manusia terdiri atas 4 jenis yaitu :
a) Gigi seri, mempunyai bentuk seperti kapak yang runcing berjumlah delapan buah,empat pada rahang atas dan Pada rahang bawah.Gigi seri berfungsi untuk memotong makanan.
b) Gigi taring,mempunyai bentuk limas dan runcing.Gigi ini berfungsi untuk menguyak dan merobek makanan.
c) Gigi geraham depan ( premolar ) mempunyai bentuk lebar dan permukaannya yang tidak rata.Gigi geraham berfungsi untuk mengunyah dan melumatkan makanan.
2) Lidah
Lidah berfungsi sebagai alat pencernaan dan juga alat berbicara. Lidah mengandung sel-sel reseptor pengecap sehingga dapat merasakan rasa makanan pahit, asam, asin dan manis.
Lidah sebagai alat pencerna makanan mempunyai fungsi antara lain :
a) Merasakan rasa makanan.
b) Mendorong makanan agar masuk ke rongga mulut.
c) Mengatur letak makanan agar mudah dikunyah.
d) Membantu membersihkan mulut.
3) Kelenjar Lidah
Di dalam mulut terdapat tiga saluran kelenjar lidah yang terus menerus mengeluarkan air ludah ( saliva ). Air ludah yang diproduksi kelenjar ludah mengandung enzim ptialin. Enzim ptialin berfungsi mengubah karbohidrat (amilium) menjadi maltosa (zat gula).Kemampuan enzim ptialin ini dapat kita rasakan ketika mengunyah nasi yang banyak mengandung karbohidrat. Lama kelamaan nasi akan terasa manis karena nasi yang dikunyah akan bercampur air liur yang mengandung enzim ptialn (amilase). Terdapat tiga saluran kelenjar ludah di dalam mulut, yaitu :
a) Kelenjar paaarotis terdapat di dekat telinga bagian kanan dan kiri,berfungsi menghasilkan air ludah .
b) Kelenjar sublingualis letaknya di bawah lidah,berfungsi menghasilkan getah.
c) Kelenjar submaksilaris letaknya di bawah rahang atas,berfungsi menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir.
b. Kerongkongan
Kerongkongan menghubungkan rongga mulut dengan lambung.Otot kerongkongan dapat berkonstraksi bergelembung sehingga mendorong makanan masuk ke lambung.Gerak kerongkongan ini disebut gerak peristaltik.
Makanan masuk ke dalam kerongkongan melalui faring. Faring merupakan daerah persimpangan antara saluran pencernaan (kerongkongan) dan saluran tenggorokan. Pasda pangkal faring terdapat klep yang disebut epiglotis. Ketika makanan menutup lubang tenggorokan secara otomatis sehingga makanan tidak masuk ke dalam saluran pernafasan.
c. Lambung
Makanan dari mulut akan masuk ke lambung melalui kerongkongan. Di dalam lambung makana dicerna oleh enzim pencernaan. Getah lambung dikeluarkan ketika makanan masuk ke dalam lambung. Salah satu getah lambung adalah asam lambung yang berfungsi untuk membunuh bibit penyakit yang masuk dengan makanan,asam lambung juga dapat berfungsi sebagai pengaktif enzim.
Lambung terba tiga menjadi tiga bagian yaitu kardiak (bagian atas),fundus (Bagian tengah), dan pilorus (bagian bawah).Pada bagian dinding fundus terdapat kelenjar lambung yang menghasilakan asam lambung dan enzim (pepsin dan renin).
1) Asam lambung (HCI) berfungsi membunuh bibit penyakit yang masuk bersama makanan dan dapat mengaktifkan pepsin.
2) Pepsin berfungsi mengubah zat makanan yang mengandung protein menjadi pepton.
3) Renin berfungsi mengumpulkan protein susu (kasein) yang terdapt dalam susu
d. Usus Halus
Usus halus merupakan sauran pencernaan yang paling panjang dan ukurannya lebih kecil dibandingkan saluran lainnya. DI dalam usus halus semua makanan yang berasal dari lambung akan dicerna. Pencernaan di selesaikan di bagian ini. Hasil pencernaan akan diserap yang selanjutnya akan masuk ke dalam pembuluh darah untuk dibawa ke hati. Usus besar terdiri atas tiga bagian,yaitu :
1) Usus dua belas jari (duodenum), Pada usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran empedu. Pankreas menghasilkan getah pankreas yang mengandandung enzim-enzim sebagai berikut :
a) Amilase (amiloksin) yaitu enzim yang berfungsi mengubah zat tepung (amilium) menjadi gula sederhana.
b) Tripsin yaitu enzim yang berfungsi mengubah protein (pepton) menjadi asam amino.
c) Lipasa yaitu enzim yang berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dam gliserol.
2) Usus tengah (jejunum), Bagian tengah dari usus halus ialah usus kosong atau jejunum.Pada bagian ini terjadi pencernaan terakhir sebelum dilakukan penyerapan sari-sari makanan oleh ileum.
3) Usus penyerapan (ileum), Di usus halus terjadi proses penyerapan (absorbsi) sari-sari makanan. Pada permukaan usus halus terdapat bagian-bagian dan membentuk jonjot (vili). Vili dapat memperluas bidang penyerapan usus halus sehingga sari-sari makanan dapat terserap lebih banyak dan cepat. Dinding usus halus atau vili ini mengandung banyak pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Pembuluh darah berfungsi menyerap dan mengedarkan sari-sari makanan dalam bentuk asam amino,glukosa,vitamin ,dan mineral. Pembuluh getah berfungsi dalam menyerap sari-sari makan.
D. Sistem Sirkulasi
Di dalam tubuh manusia, darah mengalir ke seluruh bagian (organ-organ) tubuh secara terus manerus untuk menjamin suplai oksigen dan zat-zat nutrien lainnya agar organ-organ tubuh tetap dapat berfungsi dengan baik. Aliran darah ke seluruh tubuh dapat berjalan berkat adanya pemompa utama yaitu jantung dan sistem pembuluh darah sebagai alat pengalir / distibusi. Secara umum sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia dapat dibagi menjadi dua bagian :
a. Sistem Sirkulasi Sistemik
Sistem sirkulasi sistemik dimulai ketika darah bersih (darah yang mengandung banyak oksigen yang berasal dari paru) di pompa keluar oleh jantung melalui bilik (ventrkel) kiri ke pembuluh darah Aorta lalu ke seluruh bagian tubuh melalui arteri-arteri hingga mencapai pembuluh darah yang diameternya paling kecil yang dinamakan kapilaria.
Kapilaria melakukan gerakan kontraksi dan relaksasi secara bergantian yang di sebut dengan vasomotion sehingga drah di dalamnya mengalir secara terputus-putus (intermittent). Vasomotion terjadi secara periodic dengan interval 15 detik – 3 menit sekali. Darah mengalir secara sangat lambat di dakam kapilaria dengan kecepatan rata-rata 6,7 mm/detik. Dengan aliran yang lambat ini memungkinkan terjadinya pertukar zat melalui dinding kapilaria. Pertukaran zat ini terjadi melalui proses difusi,pinositosis dan transpor serta vesikuler,serta filtrasi dan reabsorbing . Ujung kapilaria membawa darah bersih dinamakan arteriole sedangkan ujung kapilaria yang membawa darah kotor dinamakan venule,terdapat hubungan antara arteriole dengan venule ‘capillary bed’ yang berbentuk seperti anyaman , ada juga hubungan langsung (bypass) dari arteriole ke venule melalui “ arteria-vena” anastomose (A-V anastomosis). Darah dari arteriole mengalir ke dalam venule kemudian melalui pembuluh darah balik (vena terbesar yang menuju jantung kanan yaitu vena cava inferior dan vena cava superior) kembali ke jantung kanan (serambi atau atrium kanan).Darah dari atrium kanan memasuki ventrikel kanan melalui katup tricuspid (katup berdaun tiga).
b. Sistem Sirkulasi Paru (pulmone)
Sistem sirkulasi paru dimulai ketika darah kotor (darah yang tidak mengandung oksigen (O2) tetapi mengandung banyak CO2, yang berasal dari vena cava inferior dan vena cava superior ) mengalir meninggalkan jantung kanan (ventrikel / bilik kanan) melalui arteri pulmonalis menuju pariu-paru kanan dan kiri . Kecepatan aliran darah di dalam arter pulmonalis sebesar 18cm /detik,kecepatan ini lebih lambat dari pada aliran darah di dalam aorta.Di dalam paru kiri dan kanan,darah mengalir ke capilaria paru-paru dimana terjadi pertukaran zat dan cairan melalui proses filtrasi dan reabsorbsi serta difusi.Di kapilaria paru-paru terjadi pertukaran gas O2 dan CO2 sehingga menghasilkan darah bersih ( darah yang mengandung banyak oksigen). Darah bersih selanjutnya keluar paru melalui Vena pulmonalis (Vena pulmonalis kanan dan kiri ) memasuki jantung kiri ( atrium / serambi kiri ). Kecepatan aliran darah di dalam kapilaria paru-paru sangat lambat,setelah mencapai vena pulmonalis , kecepatan aliran darah bertambah kembali seperti halnya aorta,arteri pulmonalis hingga kapilaria juga mengalami pulsasi (berdenyut).
Selanjutnya darah mengalir dari atrium kiri melalui katup mitral (katup berdaun 2) memasuki ventrikel kiri lalu keluar jantung melalui aorta,maka dimulailah sistem sirkulasi sistematik (umum),dan seterusnya secara berkesinambungan.
E. Sistem Pernapasan
a. Alat Pernapasan Manusia
Setiap kali kita bernapas akan terjadi peristiwa pemasukan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. Udara masuk ke dalam paru-paru setelah melalui alat pernapasan yang terdiri dari rongga hidung, pangkal tenggorok (laring), batang tenggorok (trakea), cabang tenggorok (bronkus) dan paru-paru (pulmo).
 Hidung
Hidung merupakan tempat pertama yang dilalui udara dari luar. Di dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut dan selaput lendir, yang berguna untuk menyaring udara menghangatkan udara masuk ke paru-paru, dan mengatur kelembapan udara. Bernapas sebaiknya selalu melalui hidung dan tidak melalui mulut.
 Pangkal Tenggorok (Laring)
Setelah melewati hidung, udara masuk Faring. Faring adalah hulu kerongkongan atau disebut juga tekak. Antara rongga hidung dan tenggorokan ada bagian yang harus terkoordinasi dengan baik saat udara melewati faring. Faring merupakan persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dengan rongga hidung ke tenggorokan. Ada suatu katup penutup rongga hidung yang disebut anak tekak. Yang menuntup apabila sedang menelan makanan. Jika kita menelan makanan pada saat katup belum menutup, maka makanan masuk ke tenggorokan dan kita akan tersedak.
Pangkal tenggorok disebut Laring. Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang membentuk jakun. Jakun tersusun atas tulang lidah, katup tulang rawan, perisai tulang rawan, piala tulang rawan, dan gelang tulang rawan. Pangkal tenggorokan dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan (Epiglotis). Jika udara menuju ke tenggorokan, anak tekak melipat ke bawah bertemu dengan katup pangkal tenggorok untuk membuka jalan ke tenggorokan. Pada waktu menelan makanan, katup tersebut menutupi pangkal tenggorok dan waktu bernapas katup akan membuka. Pada pangkal tenggorok terdapat selaput suara yang akan bergetar jika ada udara yang melaluinya, misalnya pada waktu kita berbicara.
 Batang Tenggorok (Trakea)
Batang tenggorok terletak di daerah leher, di bagian depan kerongkongan. Batang tenggorok berbentuk pipa yang terdiri dari gelang-gelang tulang rawan dengan panjang sekitar 10 cm. Dinding dalamnya dilapisi selaput lendir, yang sel-selnya berambut getar. Rambut-rambut getar berfungsi untuk menolak debu atau benda-benda asing. Jika kita tiba-tiba batuk atau bersin, biasanya karena di saluran batang tenggorok ada lendir atau debu yang mengganggu jalannya pernapasan.
 Cabang Batang Tenggorok (Brongkus)
Batang tenggorok bercabang menjadi dua bronkus, yaitu bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua cabang batang tenggorok menuju ke paru-paru. Jika bronkus mengalami infeksi, akan timbul penyakit yang disebut bronkitis. Di dalam paru-paru, bronkus membentuk cabang-cabang lagi, disebut bronkiolus.
 Paru-paru
Paru-paru terletak di rongga dada tepat di atas sekat diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru terdiri atas dua bagian. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir sehingga berukuran lebih besar daripada paru-paru bagian kiri yang memiliki dua gelambir. Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru yang disebut pleura. Di bagian dalam paru-paru terdapat gelembung halus yang merupakan perluasan permukaan paru-paru yang disebut alveolus, dan jumlahnya lebih kurang 300 juta buah. Dengan adanya alveolus, luas permukaan seluruh alveolus diperkirakan mencapai 160 m2 atau 100 kali lebih luas daripada permukaan tubuh. Dinding alveolus mengandung kapiler darah. Oksigen yang terdapat di dalam alveolus berdifusi menembus dinding alveolus, lalu menembus dinding kapiler darah yang mengelilingi alveolus. Setelah itu, masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat di dalam sel darah sehingga terbentuk oksihemoglobin (HbO2). Akhirnya oksigen diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.
Setelah sampai ke dalam sel-sel tubuh, oksigen dilepaskan sehingga oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Oksigen digunakan untuk oksidasi. Karbon dioksida yang dihasilkan dari respirasi sel diangkut oleh plasma darah melalui pembuluh darah menuju ke paru-paru. Sesampai di alveolus, karbon dioksida menembus dinding pembuluh darah dan dinding alveolus. Dari alveolus, karbon dioksida akan dikeluarkan melalui saluran pernapasaan saat mengeluarkan napas. Karbon dioksida akan keluar melalui hidung. Jadi, proses pertukaran gas sebenarnya berlangsung di alveolus.
b. Proses Pernapasan
Proses pernapasan pada manusia dapat dibedakan menjadi inspirasi. Yaitu pemasukan udara luar ke paru-paru atau biasa disebut menghirup napas, dan ekspirasi atau biasa disebut mengembuskan napas, yaitu pengeluaran udara dari paru-paru ke lingkungan luar. Di antara kedua proses tersebut terjadi pertukaran gas secara difusi.
 Inspirasi dan Ekspirasi
Proses bernapas terdiri dari dua proses. Inspirasi yaitu proses menghirup udara pernapasan dan Ekspirasi yaitu proses menghembuskan udara pernapasan. Pernapasan dibedakan menjadi pernapasan dada (pernapasan tulang rusuk) dan pernapasan perut (pernapasan diafragma). Pernapasan dada terjadi jika otot-otot antartulang rusuk bagian luar berkontraksi, sehingga tulang rusuk terangkat ke atas. Akibatnya volume rongga dada membear, sehingga tekanan udara dalam rongga dada menurun, paru-paru menembang, tekanan udara dalam rongga paru-paru turun menjadi jauh lebih rendah dari tekanan udara atmosfer, dan akhirnya udara luar masuk ke dalam paru-paru.
Ketika otot-otot antartulang rusuk bagian luar relaksasi (kendur) dan otot-otot antartulang rusuk bagian dalam berkontraksi, tulang-tulang rusuk turun kembali, rongga dada menyempit, tekanan udara dalam rongga dada naik, paru-paru terdesan dan akhirnya mengecil, tekanan udara dalam paru-paru naik lebih tinggi dari tekanan udara atmosfer, dan akibatnya udara keluar dari paru-paru.
Pada pernapasan perut, bagian paling berperan adalah diafragma. Jika otot diafragma berkontraksi, diafragma yang semula cembung ke arah atas menjadi agak rata, sehingga rongga dada juga membesar, akibatnya paru-paru juga akan mengembang ke arah perut dan perut menggembung. Oleh karena itu tekanan udara dalam paru-paru turun, dan udara luar masuk. Ketika diafragma kembali ke keadaan semula, yakni cembung ke arah rongga dada, rongga dada menyempit, tekanan naik, dan udara dalam paru-paru keluar. Pernapasan perut terjadi terutama pada saat tidur.
 Volume Udara Pernapasan
Volume paru-paru kurang lebih 5-6 liter. Volume udara pernapasan dapat bervariasi tergantung besar kecilnya paru-paru, kekuatan bernapas dan cara bernapas. Pada pernapasan biasa orang dewasa, udara yang keluar dan masuk sebanyak 0,5 liter. Udara sebanyak ini disebut pernapasan atau udara tidal (UT) dan setelah kalian menarik napas biasa, kalian masih bisa menarik napas sedalam-dalamnya. Udara yang dapat masuk ke dalam paru-paru setelah kalian menarik napas biasa itu disebut udara komplementer (UK). Pada orang dewasa volumenya 1,5 sampai 3 liter. Udara komplementer ditambah udara pernapasan disebut udara kapasitas fungsional inspirasi. (KFI).
Setelah kalian mengeluarkan napas biasa, kalian masih dapat mengeluarkan udara dari dalam paru-paru dengan mengembuskan napas sekuat-kuatnya. Udara yang masih dapat dikeluarkan tersebut disebut udara suplementer ayau udara cadangan (UC). Volume udara suplementer pada orang dewasa adalah 1,2-2 liter. Udara yang tidak bisa keluar dari paru-paru setelah mengembuskan napas sekuat-kuatnya disebut udara residu (UR). Udara cadangan ditambah udara residu disebut sebagai kapasitas fungsional residu (KFR).
Jika kalian menarik napas sedalam-dalamnya kemudian mengembuskan napas sekuat-kuatnya, volume yang masuk dan keluar sebanyaknya lebih kurang 4,8 liter. Volume udara ini disebut kapasitas vital paru-paru (KV). Volume udara yang tersedia dalam paru-paru sebanyak lebih kurang 5-6 liter disebut sebagai kapasitas total paru-paru (KT).
 Frekuensi Pernapasan
Pada umumnya setiap menit manusia melakukan pernapasan antara 15-18 kali (inspirasi-ekspresi). Cepat atau lambatnya manusia bernapas dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar, yaitu sebagai berikut :
a) Umur
Umumnya makin bertambah umur seseorang, irama pernapasannya semakin lambat. Hal ini berkaitan dengan makin berkurangnya kebutuhan energi. Usia balita sampai remaja merupakan masa pertumbuhan fisik yang sangat membutuhkan banyak energi, yang berarti laju metabolisme dalam tubuh juga akan lebih cepat, sehingga membutuhkan banyak oksigen dan juga mengeluarkan lebih banyak karbon dioksida.
b) Jenis Kelamin
Irama pernapasan lai-laki umumnya lebih cepat daripada perempuan karena laki-laki umumnya beraktivitas lebih banyak dan bekerja lebih keras daripada perempuan. Hal ini mengakibatkan semakin tingginya kebutuhan energi, sehingga membutuhkan banyak oksigen untuk meningkatkan laju metabolisme tubuh.
 Suhu Tubuh
Mausia termasuk jenis makhluk hidup bersifat homoioterm, yang berarti suhu tubuhnya relative konstan, yaitu sekitar 36-37oC. Suhu tubuh konstan karena manusia mampu mengatur produksi panas tubuhnya dengan cara meningkatkan laju metabolisme tubuh. Semakin rendah suhu, akan semakin cepat pernapasan. Sebaliknya semakintinggi suhu semakin lambat pernapasan. Akan tetapi hal yang demikian tidak berlangsung secara linier. Apabila suhu tubuh terus meningkat, pada suhu tertentu laju irama pernapasan akan semakin cepat. Misalnya saat tubuh demam.
 Posisi Tubuh
Posisi tubuh menentukan banyaknya otot dan organ tubuh yang bekerja. Hal ini berarti menentukan kebutuhan energi untuk mendukungnya. Sebagai contoh pada saat berdiri otot-otot kali banyak yang berkontraksi, juga otot-otot tubuh yang ikut menjaga agar posisi tubuh tegak berdiri ikut berkontraksi. Di samping itu, agar tubuh dapat berdiri, maka organ dan pusat saraf keseimbangan bekerja untuk mengendalikan posisi tubuh. Oleh karena itu irama pernapasan pada posisi berdiri lebih cepat daripada orang yang duduk atau orang yang berbaring.
 Kegiatan atau Aktivitas Tubuh
Semakin banyak organ tubuh yang bekerja dan semakin berak kerja organ tersebut, semakin tinggi kebutuhan energi yang diperlukan, sehingga laju metabolisme dan irama pernapasan semakin cepat.
 Komposisi Udara Pernapasan
Pada waktu bernapas, udara yang masuk paru-paru berbeda susunannya dengan udara yang keluar dari paru-paru. Perbedaannya dapat dilihat pada tabel berikut :
Gas Udara Luar Sebelum Masuk Paru-paru (%) Udara yang keluar dari Paru-paru (%)
Nitrogen (N2) 79,07 79,8
Oksigen (O2) 20,9 14,6
Karbon dioksida (CO2) Bervariasi Selalu tinggi
Gas-gas lain Sangat rendah dan hampir tidak berubah saat masuk dan keluar
Tabel Komposisi Udara yang Keluar Masuk Paru-Paru.
F. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi pada manusia melibatkan alat ekskresi yang terdiri atas ginjal, paru-paru, hati, kulit. Setiap alat ekskresi tersebut berfungsi mengeluarkan zat sisa metabolisme yang berbeda, kecuali air yang dapat diekskresikan melalui semua alat ekskresi.
a. Ginjal
Sisa-sisa metabolisme diserap dari darah, kemudian diproses, dan akhirnya dikeluarkan melalui alat-alat ekskresi. Ginjal merupakan alat ekskresi utama pada manusia. Untuk mengetahui peranan ginjal sebagai alat ekskresi.
 Tipe Ginjal
a) Tipe Pronefros
Ginjal tipe ini muncul pertama kali pada saat embrio, bentuknya persegmen, dan terletak jauh kearah rongga tubuh (selom). Setiap unit memiliki satu nefros, (lubang tempat mengeluarkan sisa-sisa metabolisme) yang bermuara kedalam selom, tidak memiliki glomerulus. Pada ikan dan amfibi hanya pada tingkat larva dan hilang pada saat dewasa. Sedangkan pada reptilia, burung, dan mamalia, ginjal pronefros tampak sementara pada embrio, kemudian segera menghilang;
b) Tipe Mesonefros
Ginjal tipe ini berkembang secara segmental di tengah rongga tubuh (selom). Beberapa nefros, bermuara ke dalam selom. Ekskresi dilakukang oleh glomerulus. Pada ikan dan amfibi, ginjal ini berfungsi teus sampai dewasa. Sedangkan pada reptilia, burung, dan mamalia, ginjal ini timbul setelah pronefros dan berfungsi hanya selama fase embrio, kemudian menghilang. Meskipun demikian, salurannya (duktusnya) tetap ada dan berfungsi sebagai vasa deferensia.
c) Tipe Metanefros
Ginjal tipe ini tidak bersegmen, tidak memiliki nefros, dan jumlah glomerulusnya banyak. Ginjal ini dimiliki oleh hewan reptilia, burung dan mamalia (termasuk manusia) dan berfungsi selama hewan tersebut hidup.
 Struktur Ginjal
Ginjal manusia berbentuk seperti kacang merah dengan panjang sekitar 10 cm, berwarna merah, jumlahnya sepasang, dan terletak di bagian dorsal dinding tubuh sebelah kiri dan kanan tulang belakang. Diperkirakan berat total ginjal sekitar 1 % dari berat badan, dan setiap menit sekitar 20-25 % darah yang dipompa jantung mengalir menuju ginjal.
Potongan melintang ginjal memperlihatkan 3 daerah utama, yaitu korteks (bagian luar), medula (bagian sumsum ginjal), dan pelvis renalis (rongga ginjal).
 Pembentukan Urin
Pada proses pembentukan urin di dalam ginjal, terjadi rangkaian proses filtrasi, reabsorpsi, sekresi.
Proses Tempat Hasil Zat-zat yang diproses
Filtrasi Glomerulus Urin Primer
(filtrat glomerulus) Disaring: sel-sel darah, keping darah, protein plasma
Reabsorpsi Pembuluh Proksimal Urin Sekunder Diserap kembali: glukosa, asam amino, ion-ion organik, air
Lengkung
Henle Urin Sekunder Diserap kembali: ion natrium, air
Pembuluh
Distal Urin Sekunder Diserap kembali: ion natrium, air
Pembuluh
Pengumpul Urin Sekunder Diserap kembali: ion natrium, urea, air
Sekresi Pembuluh Proksimal Urin Sekunder Ditambahkan: ion-ion H+, urea, ion-ion K+, kreatinin
Pembuluh Distal Urin Sekunder Ditambahkan: ion-ion H+, NH3
Tabel Proses Pembentukan Urin
 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Urin
Urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebenarnya sangat dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar individu yang bersangkutan. Faktor-faktor tersebut meliputi hormon antidiuretik, jumlah air yang diminum, dan hormon insulin.
a) Hormon Antidiuretik (ADH)
Hormon antidiuretik (ADH) dihasilkan oleh kelenjar hipotalamus yang selanjutnya akan disimpan dan dilepaskan oleh kelenjar hipofisis. Sekresi ADH ini dikendalikan oleh konsentrasi air dalam darah. Fungsi kerja hormon tersebut adalah mempermudah penyerapan air pada bagian pembuluh distal dan pembuluh pengumpul.
b) Jumlah air yang diminum
Jika jumlah air yang diminum banyak, konsentrasi protein darah menurun dan konsentrasi air meningkat. Oleh karena itu tekanan koloid protein menurun, sehingga tekanan filtrasinya menjadi kurang efektif. Akibatnya, air yang diserap berkurang. Hasilnya urin yang diproduksi meningkat.
 Gangguan Fungsi Ginjal
Kelainan pada ginjal dan hormon tertentu dapat mengakibatkan terganggunya proses dan sistem ekskresi. Gangguan tubuh tersebut antara lain sebagi berikut :
a) Nefritis
Nefritis terjadi akibat infeksi kuman, misalnya bakteri Streptococcus, pada nefron (glomerulus). Kuman ini masuk melalui saluran pernapasan kemudian dibawa oleh darah ke ginjal. Akibat infeksi ini, glomerulus mengalami peradangan sehingga protein dan sel-sel darah yang masuk bersama urin primer tidak dapat disaring dan keluar bersama urin. Selain itu dapat mengakibatkan uremia, yaitu urea yang masuk dalam darah melebihi kadar normal. Terdapatnya urea di dalam darah mengakibatkan penyerapan air terganggu, selanjutnya air akan tertimbun di kaki atau organ tubuh lain dan disebut edama (kaki penderita membengkak).
b) Diabetes Melitus
Diabetes melitus (kencing manis) disebabkan oleh kadar hormon insulin di dalam tubuh sangat rendah. Akibatnya proses perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu, dan karenanya glukosa dalam darah meningkat. Meningkatnya glukosa tidak mampu diserap kembali seluruhnya sehingga glukosa tersebut akan diekskresikan bersama urin.
c) Diabetes insipidus
Seseorang dapat terserang diabetes insipidus apabila di dalam tubuhnya kekurangan hormon antidiuretik (ADH), karena volume urin yang dihasilkan jauh melebihi normal, bahkan dapat mencapai 30 kali dari volume urin normal. Penderita sering buang air kecil.
d) Albuminuria
Penyakit abluminuria terjadi karena kegagalan proses penyaringan, khususnya dalam menyaring protein. Akibatnya protein (albumin) lolos dalam penyaringan, sehingga ditemukan dalam urin.
e) Batu Ginjal
Penyakit batu ginjal terjadi karena adanya endapan di dalam rongga ginjal (pelvis renalis) atau kandung kemih. Endapan terbentuk dari senyawa kalsium dan penumpukan asam urat. Kurang minum atau sering menahan keinginan kecing kemungkinan besar dapat mengakibatkan terbentuknya batu ginjal. Kelainan metabolisme sehingga terjadi penumpukan senyawa kalsium dan asam urat juga dapat menjadi penyebab terbentuknya batu ginjal. Batu ginjal yang masih kecil dapat dihancurkan dengan obat-obatan atau sinar laser. Serpihannya dikeluarkan bersama urin. Batu ginjal yang besar dikeluarkan melalui operasi.
f) Anuria
Anuria merupakan kegagalan ginjal sehingga tidak dapat membuat urin. Keadaan ini disebabkan adanya kerusakan di glomerulus. Proses filtrasi tidak dapat dilakukan sehingga tidak ada urin yang dihasilkan.
b. Paru-Paru
Paru-paru manusia berjumlah dua atau sepasang. Pada dasarnya fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan, namun peranan tersebut juga erat hubungannya dengan sistem ekskresi. Hal ini dikarenakan CO2 dan air merupakan hasil proses metabolisme di jaringan yang diangkut melalui darah akhirnya akan dibawa ke paru-paru untuk dibuang dengan cara difusi di alveolus. Proses ini dapat berjalan dengan baik karena pada alveolus banyak bermuara pembuluh kapiler yang memiliki selapis sel.
Sebagian besar 75 % karbon dioksida yang diangkut dalam plasma darah berbentuk senyawa HCO3 (asam bikarbonat), dan sisanya 25 % akan diikat oleh Hemoglobin membentuk senyawa HbCO2 (karboksi hemoglobin). Akan tetapi akhirnya karbon dioksida dan air dikelarkan melalui udara yang diembuskan.
c. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amoniam urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.
Sebagai kelenjar, hati menghasilkan empedu yang mencapai ½ liter setiap hari. Empedu berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua. Empedu merupakan cairan kehijauan dan terasa pahit. Zat ini disimpan di dalam kantong empedu. Empedu mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, pigmen bilirubin, dan biliverdin. Empedu yang disekresikan berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, membantu daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air.
Sel-sel darah merah dirombak di dalam hati. Hemoglobin yang terkandung di dalamnya dipecah menjadi zat besi, globin, dan heme. Zat besi dan globin didaur ulang, sedangkan heme dirombak menjadi bilirubin dan biliferdin yang berwarna hijau kebiruan. Di dalam usus, zat warna empedu ini mengalami oksidasi menjadi urobilin sehingga warna feses dan urin kekuningan.
d. Kulit
Kulit manusia terdiri atas epidermis dan dermis. Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi karena adanya kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang terletak di lapisan dermis.
 Epidermis
Epidermis tersusun atas lapisan tanduk (lapisan korneum) dan lapisan Malpighi. Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengupas dan digantikan oleh sel-sel yang baru. Lapisan malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan lapisan germinativum. Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, menggantikan lapisan sel-sel pada lapisan korneum. Lapisan malpighi mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit.
 Dermis
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 mL setiap hari, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain kulit selain sebagai alat ekskresi adalah sebagai organ penerima rangsang, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh.
Pada saat suhu lingkungan tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler di kulit melebar. Melebarnya pembuluh darah kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dan sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga kita tidak merasakan panas lagi. Sebaliknya saat suhu lingkungan rendah (dingin), kelenjar tidak aktif dan pembuluh kapiler di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuah sisa metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh tidak mengalami kedinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotalamus.
G. Sistem Saraf
Aktivitas yang kita lakukan dikendalikan oleh sistem koordinasi sehingga kerja organ-organ tubuh berjalan dengan baik. Fungsi sistem saraf,antara lain :
 Mengendalikan dan memberi reaksi terhadap rangsangan yang terjadi pada tubuh kita.
 Mengatur dan mengendalikan kerja organ-organ tubuh supaya dapat bekerja dengan baik.
 Menerima rangsang sehingga kita dapat mengetahui dengan cepat keadaan dan perubahan-perubahan di sekitar kita.
a. Sel Saraf (neuron)
Sel saraf disebut juga neuron yang merupakan bagian terkecil dari sistem saraf. Sel neuron merupakan sel khusus yang mampu menerima dan menanggapi setiap rangsang yang diterimanya,terdiri atas tiga bagian utama yaitu badan sel syaraf,akson (neurit),dan (dendrit).
1) Badan sel merupakan bagian dari sel saraf yang memiliki inti dan anak inti dan dikelilingi oleh sitoplasma.Pada badan sel terdapat penjuluran sitoplasma berupa serabut-serabut.
2) Serabut panjang pada sel saraf disebut akson atau neurit .Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang dinamakan neurofibril.Neurofibril dibungkus oleh selaput halus yang disebut mielin. Mielin ini berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsang.
3) Serabut pendek pada sel saraf disebut juga dendrit. Dendrit mempunyai fungsi untuk menghantarkan rangsangan ke arah badan sel.
Di dalam otak manusia terdapat kurang lebih satu miliar neuron yang satu sama lain saling berhubungan.Melalui sinapsis pesan dari satu neuron diteruskan atau dihambat ke neuron lainnya.Penerusan rangsang pada sinaps melalaui suatu zat kimia yang dikeluarkan dari salah satu membran ujung akson.Zat kimia yang dikeluarkan disebut asetikolin.
Berdasarkan gambar tersebut,aliran rangsangan pada neuron selalu berawal dari dendrit,kemudian menuju badan sel syaraf,dari badan sel syaraf akan dialirkan menuju snapsis melalaui akson.Jadi,aturan aliran rangsang selalu dari dendrit-badan sel syaraf-akson.
b. Jenis-jenis Sel Saraf
1) Sel saraf sensorik
Sel saraf sensorik dinamakan juga sel saraf indra karena berhubungan dengan alat indra.Berfungsi membawa impuls berupa rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan) ke sistem saraf pusat.
2) Sel saraf motorik
Berfungsi membawa rangsangan berupa tanggapa dari susunan saraf pusat menuju otot atau kelenjar tubuh.Sel saraf motorik ini disebut juga sel saraf penggerak.
3) Sel saraf penghubung
Disebut juga sel saraf konektor,berfungsi meneruskan rangsangan dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.
c. Susunan Saraf Manusia
1) Sistem saraf pusat
a) Otak
Otak merupakan pusat kesadaran manusia.Organ ini terletak dalam organ tengkorak.Tanpa otak maka susunan saraf pusat tidak akan ada gunanya sama sekali,otak terdiri atas lima bagian yang masing-masing memiliki fungsi.
b) Otak besar (cerebrum)
Bagian otak besar ini di dalam tubuh dilindungi oleh tengkorak yang sangat keras yang terletak di bagian atas,otak besar bagian kanan bertugas mengatur aktivitas tubuh bagian kiri,sedangkan otak besar ukuran sekitar 1,5 kg dan volume sekitar 1.500 mL.Otak besar merupakan pusat kecerdasan seseorang, selain itu Kemauan, kesadaran, ingatan dan pandangan seseorang juga merupakan aktivitas fisiologi dari sel-sel saraf yang terdapat pada otak besar ini. Otak besar memiliki dua lapisan,yaitu lapisan tipis bagian luar yang berwarna kelabu dan lapisan bagian dalam yang merupakan serabut tebal berwarna putih.Bagian berwarna kelabu disebut korteks.Bagian korteks inilah yang merupakan pusat saraf yaitu pusat ingatan ,pusat kepandaian dan pusat kemauan.
c) Otak tengah
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol.Bagian atas otak ini berfungsi mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata,otak tengah disebut sebagai lobus optikus karena menjadi pusat penglihatan dan pendengaran.
d) Otak kecil (cerebellum)
Otak kecil merupakan otak yang berada di belakang sumsum sambung dan jembatan varol,dimana pada bagian atas berbatasan langsung dengan otak besar,otak kecil berfungsi sebagai berikut :
 menggerakan otot-otot rangka yang disadari,seperti gerakan tubuh sewaktu berjalan berlari.
 bekerja sama dengan telinga untuk mengatur keseimbangan tubuh dan mempertahankan posisi tubuh.
e) Sum-sum sambung
Sum-sum sambung merupakan bagian dari otak yang berfungsi untuk menghantarkan rangsangan ke otak kecil bagian kiri dengan bagian kanan,sum-sum sambung juga mampu mempengaruhi refleks fisiologi,seperti detak jantung,tekanan darah,kecepatan respirasi (pernafasan).
f) Jembatan varol
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dengan bagian kanan,jembatan varol juga berfungsi menghubungkan otak besar dan sum-sum tulang belakang.
g) Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang berfungsi untuk menghantarkan rangsangan dari dan ke otak,serta mengkoordinasikan gerak refleks,terletak pada ruas-ruas tulang belakang,tepatnya dari ruas-ruas leher hingga ke ruas-ruas tulang pinggang.Dalam sumsum tulang belakang terdapat simpul-simpul saraf gerak refleks.
2) Susunan Saraf Tepi
Susunan saraf tepi terdiri atas saraf-saraf yang berbeda diluar sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang),susunan saraf tepi menyebar ke seluruh bagian tubuh dan melayani organ-organ tubuh tertentu,seperti : otot,kelenjar,saluran darah,kulit. Susunan saraf tepi dibedakan atas sistem saraf sadar (somatik)dan sistem saraf tak sadar( otonom).
a) Susunan saraf sadar
Susunan saraf sadar merupakan saraf yang mengatur semua kegiatan yang dapat kita atur menurut kemauan kita,kegiatan melempar,berjalan,berlari merupakan beberapa aktivitas yang diatur oleh susunan saraf sadar ini. Sistem saraf sadar terdiri atas 12 pasang saraf otak dan 31 pasang saraf sumsum tulang belakang,
12 pasang saraf otak berhubungan dengan pusat-pusat saraf di otak,4 pasang berasal dari otak besar dan 8 pasang dari otak belakang,keduabelas pasang saraf otak ini berhubungan dengan organ-organ tertentu misalnya hidung,telinga dan lidah.
31 saraf sumsum tulang belakang yang terdiri atas saraf Sensorik dan motorik.
b) Susunan saraf tak sadar
Sususnan saraf tak sadar dibagi menjadi dua bagaian yaitu susunan saraf simpatetik dan sususnan saraf parasimpatetik
 Susunan saraf simpatetik
Sususnan saraf simpatetik terdiri atas simpul-simpul saraf sepanjang tulang belakang kiri dan kanan secara berpasangan dan menyebar kebagian organ tubuh dalam.Bagian organ tubuh dalam yang dikordinasikan oleh saraf simpatetik,yaitu paru-paru,jantung serta alat pencernaan.
Beberapa fungsi dari sususnan saraf simpatetik,diantaranya :
 Mempercepat denyut jantung.
 Melebarkan kentung kemih.
 Memperlebar pupil mata.
 Memperlambat aliran darah.
 Mempertinggi tekanan darah.
 Memperbesar pembuluh darah.
 Memperlebar bronki.
 Susunan saraf parasimpatetik
Susunan saraf parasimpatetik umumnya berupa jaringan-jaringan yang berhubungan dengan simpul-simpul saraf tubuh,fungsinya sebagai berikut :
 Memperlambat denyut jantung.
 Mempercepat aliran darah.
 Mengurangi tekanan darah.
 Mengecilkan pupil mata.
 Mengerutkan kantung kemih.
H. Alat Indera
Indra merupakan bagian yang penting dalam merespon setiap perubahan yang terjadi di dalam atau di luar tubuh,indra juga merupakan bagian penting dari organisme dalam mempertahankan keselamatan hidupnya.
a. Indra Penglihat
Mata dapat melihat suatu benda karena adanya cahaya yang mengenai benda tersebut dan memantulkannya ke arah mata kita. Mata disebut juga fotoreseptor karena mata merupakan indra tubuh yang dapat menerima rangsang cahaya.
Mata berada di dalam rongga mata dengan otot-otot yang menempel sehingga mata dapat digerakan pada posisi yang berbeda-beda.Bagian luar mata kita disebelah atas terdapat alis yang berfungsi menahan keringat dari dahi agar tidak masuk ke mata.Mata kita dilindungi oleh kelopak mata yang dapat membuka dan menutup baik secara disadarai maupun secara refleks,mata kita juga mempunyai pelindung mata lainnya yaitu bulu mata dan kelenjar air mata.Bulu mata melindungi mata dari debu dan benda asing serta cahaya matahari yang masuk berlebihan.Kelenjar air mata menghasilkan air mata yang berfungsi membasahi dan membersihkan permukaan mata.
1) Selaput Keras
Lapisan yang tampak putih dan keras disebut lapisan sklera. Pada bagian depan lapisan ini terdapat selaput yang bening dan tembus cahaya yang disebut kornea. Kornea berfungsi untuk menerima cahaya yang masuk ke mata dan memfokuskan bayangan benda pada retina.Kornea memiliki selaput pelindung yang disebut konjungtiva.
2) Lapisan Koroid
Koroid merupakan lapisan tengah dari mata yang berwarna gelap dan banyak mengandung pembuluh darah.Koroid berfungsi sebagai pemberi zat makanan pada retina.Pada bagian depan terdapat selaput yang berprigmen dan menentukan warna mata yang disebut iris (selaput pelangi).Iris ini berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata.
Di bagian tengah iris terdapat suatu celah atau lubang yang disebut pupil.Iris mengatur pupil agar cahaya yang masuk mencapai retina dengan tepat,jika cahaya yang masuk cukup kuat (terang) maka pupil akan menyempit,sebaliknya jika cahaya redup,maka lubang pupil akan melebar. Bagian belakang iris terdapat lesa mata. Lensa mata berfungsi sebagai penerima cahaya yang dipantulakan oleh benda yang kita lihat sehingga menjadi bayangan yang jelas di retina.
3) Selaput Jala (retina)
Selaput jala (retina) merupakan bagian mata yang paling dalam dan lunak. Retina banyak mengandung ujung-ujung saraf mati sehingga merupakan tempat paling peka terhadap cahaya. Pada bagian retina terdapat suatu daerah yang disebut bintik kuning (fovea).Daerah ini adalah tempat yang mengandung banyak sel resptor cahaya. Pada bagian bintik kuning ini banyak mengandung sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel bacillius).Sel kerucut ssangat peka terhadap cahaya terang dan berfungsi dalam pengamatan warna,sedangkan sel batang,peka terhadap cahaya yang disebut bintik buta.
b. Indra Pendengaran
Telinga merupakan organ pendengaran dan keseimbangan.Struktur telinga manusia sama dengan kebanyakaan hewan mamalia lainnya,yaitu terdiri dari :
1) Telinga bagian luar
Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga (auricle) atau (pinna) dan saluran telinga (saluran auditori) dan gendang telinga (membran timpani).Saluran auditorius yang mempunyai panjang kurang lebih 3 cm,merupakan suatu saluran berbentuk tabung yang dilapisi dengan rambut-rambut halus dan kelenjar yang menghasilkan sejenis lemakyang disebut serumen.Saluran pada telinga luar berakhir di depan suatu membran tipis yang disebut membran tipani.Membran tipani yang lebarnya kurang lebih 10 cm merupakan bagian dari telinga tengah.
2) Telinga tengah
Telinga bagian tengah (ruang timpani) berfungsi menemukan getaran bunyi dari telinga luar ke telinga bagian dalam.Pada telinga bagian tengah terdapat suatu ronga berisi udara yang menghubungkan dengan rongga mulut (rongga faring) yang disebut saluran eustachius.Saluran eustachius berfungsi untuk menjaga agar tekanan udara di dalam telinga sama dengan di luar.
Di telinga bagian tengah juga terdapat tulang-tulang pendengar yang meliputi tulang martil,tulang landasan,dan tulang snggurdi.Tulang-tulang pendengar ini berfungsi untuk mengirimkan getaran bunyi,rangkaian tulang-tulang pada telinga tengah menuju pada suatu struktur yang berbentuk yang ada pada telinga bagian dalam atau labirin yang berisi organ-organ pendengaran dan keseimbangan.
3) Telinga bagian dalam
Tiga stuktur utama dari telinga bagian dalam adalah rumah siput (kokhlea),vestibula,dan tiga saluran setengah lingkaran (kanal semisirkularisi). Kokhlea (rumah siput) merupakan sebuah tabung berbentuk spiral dan berisi organ kortil.Organ kortil berfungsi sebagai alat pendengaran.Di dalam kokhlea terdapat cairan limfe yang disebut endolimfe. Kanal semisirkularis merupakan alat keseimbangan yang terdiri atas tiga saluran tengah lingkaran.Setiap saluran itu bentuknya mengembung yang dinamakan ampula.Pada bagian ampula ini terdapat ujung-ujung syaraf yang berhubungan dengan saraf pendengar menuju ke saraf pendengar di otak besar.
Telinga bagian luar dan bagian tengah hanya berfungfi sebagai alat pendengaran,sedangkan telinga bagian dalam selain untuk pendengaran juga memiliki fungsi sebagai alat keseimabangan dan orientasi.
c. Indra peraba
Indra peraba merupakan ujung-ujung dari serabut dendrityang berada pada kulit.Ujung-ujung rambut ini berfungsi sebagai reseptor. Reseftor ini dapat menerima rangsangan panas,dingin,tekanan,dan sentuhan serta rasa sakit.
Ujung-ujung saraf ada yang terbungkus kapsul (korpuskel) dan ada yang tidak terbungkus (ujung-ujung saraf bebas).Ujung saraf yang tergolong korpuskel adalah korpuskel meissner (reseptor untuk sentuhan, terletak dekat permukaan kulit),dan korpuskel pacini (reseptor tekanan).Ujung saraf bebas antara lain ujung saraf krausse (reseptor dingin).
d. Indra Pengecap
Organ pengecap pada manusia adalah lidah.Organ-organ pengecap terdiri atas sel epitel yang di dalamnya terdapat papilia pengecap (taste bud).
Organ pengecap adalah indra yang mampu menanggapi molekul-molekul kimia yang terlarut sehingga indra pengecap disebut juga kemoreseptor. Setiap papilia pengecap memiliki satu lubang yang terbuka keluar sehingga memberikan jalan untuk setiao molekul masuk ke dalam sel-
sel reseptor. Sel-sel pengecap manusia dibedakan menjadi beberapa bentuk jamur,papila filiform,yang berbentuk benang,dan papila circummalata yang berbentuk huruf V.
Lidah manusia mampu membedakan empat jenis rasa yaitu, asin, manis, pahit dan asam. Kuncup-kuncup pengecap pada lidah untuk mengecap masing-masing rasa terletak pada daerah yang berbeda.
e. Indra Pembau
Organ pembau sama dengan organ pengecap sebagai kemoreseptor, jenis rangsang yang dapat ditanggapi berbentuk gas. Organ pembau tergantung pada reseptor yang mampu menangkap rangsang kimia berbentuk gas. Pada manusia komoreseptor ini berada pada epitel ofaktori dalam rongga hidung. Sel efitel olfaktori ini terdiri atas tiga jenis sel, yaitu sel-sel sensorik bersilia, sel pendukung dan sel-sel basal.
Ujung-ujung saraf pembau terdapat di dalam rongga hidung bagian atas. Sel pembau memiliki rambut-rambut halus pada bagian ujungnya dan dilapisi oleh selaput lendir. Selaput lendir berfungsi untuk melarutkan zat-zat kimia yang terdapat di udara dan akan dibawa oleh saraf pembau ke otak. Daya pencium seorang akan berkurang pada saat selaput lendir sangat basah, sangat kering atau membengkak.
I. Analisis KTSP SD
• Kelas I , semester I
 Standar kompetensi : Makhluk hidup dan proses kehidupan
 Kompetensi dasar : Mengenal bagian-bagian tubuuh dan kegunaannya serta cara perawatannya.
• Kelas IV , semester I
 Standar kompetensi : Makhluk hidup dan proses kehidupannya
 Kompetensi dasar : memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaannya.
 Kompetensi dasar :
o Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaannya.
o Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinnya.
o Menerapkan cara memelihara kesehatan kerangka tubuh .
o Mendeskripsikan hubungan antara struktur panca indra dengan fungsinya.
o Menerapakan cara memelihara kesehatan panca indra.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia tersusun dari sistem-sistem / struktur tubuh manusia antara lain sistem rangka dan otot, sistem pencernaan makanan, sistem sirkulasi, sistem pernafasan, sistem ekskresi, sistem saraf, alat indera. Semua sistem-sistem tersebut memiliki peran penting dan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya di dalam tubuh manusia.
B. Saran-Saran
Saran-saran yang diberikan penyusun dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
• Supaya mahasiswa lebih bisa memahami Struktur tubuh manusia dan sistem-sistem yang dimiliki tubuh manusia.
• Supaya terwujudnya sikap prilaku baru yang baik, mengembangkan etika hidup dan memperbaiki kualitas hidup.
• Supaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang pada akhirnya dapat menumbuhkan kepedulian, komitmen untuk menjaga kesehatan dalam tubuh manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Hans Seidel Foundation. 1999. Materi Pendidikan Lingkungan Hidup. Dasar, Strategi, dan Metode Pembelajaran. Jakarta : Menera Cakrawal
Kementerian Lingkungan Hidup, dalam http://www.menlh.go.id.
Mohammad Soerjani. 2000. Kepedulian Masa Depan. Laporan Komisi Mandiri Kependudukan dan Kualitas Hidup. Jakarta : Institut Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan.
Situs http://n.wikipedia.org/wiki/
Situs http://www.menlh.go.id.